Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Inggris Makin Tak Percaya Tentaranya Menang di Afganistan

Kompas.com - 09/11/2009, 03:15 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Dukungan rakyat Inggris bagi perang di Afghanistan semakin menurun saja. Lebih dari 40 persen warganya tidak mengerti mengapa tentara Inggris berperang di sana. Dari jajak pendapat yang disiarkan ComRes, Minggu (8/11), sekitar 64 persen menyatakan bahwa Inggris tak mungkin menang perang di Afghanistan, sementara 27 persen tidak setuju, dan 10 persen mengatakan tidak tahu. Untuk pertanyaan apakah tentara Inggris sebaiknya ditarik secepat mungkin, sebanyak 63 persen setuju dan 31 persen tidak setuju.

"Secara keseluruhan, ada pengertian bahwa Afghanistan untuk (Perdana Menteri Inggris) Gordon Brown seperti Irak untuk (pendahulunya) Tony Blair," kata Andrew Hawkins, kepala pelaksana jajak pendapat ComRes.

Hasil jajak pendapat itu mengisyaratkan bahwa hasil perang itu harus mempunyai dampak pada dukungan kaum Buruh, karena pendukung inti partai itulah yang sangat kuat menentangnya. Sementara itu, 52 persen setuju bahwa "kadar korupsi di pemilihan presiden baru-baru ini menunjukkan perang di Afganistan tidak layak untuk dilakukan.
"Inilah yang kemungkinan besar akan mengurangi dukungan pemerintah untuk perang," kata Hawkins.

ComRes mewawancarai 1.009 orang dewasa dari umur dan kelas masyarakat berbeda di seluruh Inggris untuk jajak pendapat yang disiarkan televisi BBC dalam acara 'The Politics Show'. Masyarakat Inggris memang kehilangan kepercayaan bahwa negara mereka dapat menang dalam perang melawan gerilyawan di Afganistan.

Serupa, hasil survei YouGov menunjukkan 48 persen responden berpendapat bahwa tentara Inggris tak akan menang dalam perang melawan gerilyawan Taliban dan kemenangan tak mungkin diraih. Angka ini naik dari 36 persen dibanding pada Agustus 2007. Sejumlah 36 persen lagi berpendapat bahwa tentara Inggris takkan menang, tapi kemenangan ahirnya mungkin dicapai. Angka ini turun tiga angka sejak 2007.
    
Perang di Afganistan, yang dimulai pada 2001, menyusul serangan 11 September di Amerika Serikat, berkembang kian mematikan dalam beberapa bulan belakangan. Jajak pendapat tersebut mendapati bahwa 62 persen dari rakyat Inggris ingin tentaranya keluar dari Afganistan dalam waktu satu tahun.Sedangkan mereka yang mengatakan tentara Inggris sebaiknya tetap berada di sana selama pemerintah Afganistan 29 persen.

YouGov telah mewawancarai 2.042 orang dewasa. Sejumlah 231 tentara Inggris tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan Taliban. Bom buatan rumahan, yang dikenal dengan IED dan dipasang di jalan, menjadi pembunuh utama tentara asing di di Afganistan, kata pemimpin politik Barat.

IED menjadi senjata utama Taliban dalam peningkatan perlawanan terhadap lebih dari 100.000 tentara asing di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afganistan. IED itu mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com