Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Iran Akan Hadapi Tekanan Meningkat

Kompas.com - 25/10/2009, 08:29 WIB

WINA, KOMPAS.com — Sejumlah empat pemeriksa Badan Energi Atom Internasional PBB meninggalkan Wina, Sabtu (24/10), ke Teheran untuk mengunjungi pabrik pengayaan uranium kedua milik Iran yang belakangan ini menjadi kontroversi.

Mereka akan mengunjungi tempat dekat kota suci Qom, Minggu (25/10), dua hari setelah Teheran menangguhkan jawabannya pada perjanjian PBB mengenai pemasokan bahan bakar nuklir republik Islam itu.

Laporan media menyatakan, tim itu akan menghabiskan tiga hari di negara tersebut untuk memeriksa fasilitas yang dibangun di dalam sebuah gunung sekitar 100 km di selatan ibu kota Teheran.

Pengungkapan pabrik baru oleh Teheran pada IAEA pada 21 September itu telah memicu kebencian global. Presiden AS Barack Obama memperingatkan Iran bahwa mereka akan menghadapi "tekanan yang meningkat" jika negara itu tidak mengakui aktivitas nuklirnya.

Pemimpin IAEA, Mohamed ElBaradei, mengkritik Teheran karena terlambat mengungkapkan keberadaan fasilitas tersebut.

Pengayaan uranium menjadi pusat keprihatinan negara-negara Barat karena terkait dengan program nuklir Iran. Pengayaan itu akan menghasilkan bahan bakar untuk reaktor sipil. Namun jika dikembangkan lagi, hal itu juga dapat dibuat menjadi inti fisi senjata atom.

Negara-negara Barat yang dipimpin oleh Washington menduga bahwa Teheran memperkaya uranium dengan tujuan akhir membuat bom atom, tuduhan yang Iran bantah dengan keras. Iran telah memperkaya uranium di sebuah fasilitas terpisah di Natanz selama beberapa tahun. Dalam pembangunan fasilitas ini, mereka telah menantang tiga set sanksi AS.

Beberapa pejabat menyatakan bahwa generasi baru sentrifugal—alat yang berputar dengan kecepatan supersonik untuk memperkaya uranium—akan dipasang di Qom.

Pemeriksaan ini semakin signifikan setelah Teheran, Jumat, menunda jawabannya atas perjanjian IAEA tentang bagaimana Iran akan mengapalkan sisa stok uranium yang sudah sedikit diperkaya ke Rusia.

Rusia akan memperkaya lagi jumlah uranium yang sudah sedikit diperkaya itu secukupnya untuk membangkitkan reaktor riset Iran dan mengembalikannya ke Iran.

Negara-negara besar dunia mengkhawatirkan bahwa jika Iran tidak mengapalkan material itu keluar, maka mereka akan memperkaya material itu lagi di dalam negeri untuk menghasilkan uranium setingkat senjata.

Ketika para pemeriksa itu berangkat, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani menuduh negara-negara Barat berusaha untuk "menipu" Teheran melalui perjanjian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com