Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Jepang Enggan Panjatkan Doa di Kuil Perang

Kompas.com - 20/10/2009, 13:38 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Lebih dari 50 politisi Jepang, Selasa (20/10), mengunjungi sebuah kuil perang yang kontroversial di Tokyo, tetapi Perdana Menteri baru Yukio Hatoyama dan kabinetnya tak melakukannya.

Para pemimpin kelompok yang mengunjungi Kuil Yasukuni, yang didirikan untuk menghormati 2,5 juta korban perang termasuk 14 pejabat perang terkemuka, mengatakan, mereka sangat menyesalkan keputusan Hatoyama untuk tidak memanjatkan doa di kuil Shinto tersebut, yang biasa dilakukan untuk menandai festival musim gugur.

"Perdana menteri mestinya memanjatkan doanya di kuil itu," kata Hidehisa Otsuji, seorang anggota parlemen pada oposisi konservatif Partai Liberal Demokrat (LDP), yang memimpin kelompok tersebut, yang juga anggota partai Hatoyama. "Sangat disesalkan bahwa dia tidak melakukannya," tuturnya dilansir AFP.

Kelompok tersebut secara rutin mengunjungi kuil perang itu, yang dipandang oleh beberapa negara Asia sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu, khususnya oleh China dan kedua Korea, yang menderita akibat agresi Jepang sebelum Perang Dunia II.

Hatoyama dan Partai Demokrat Jepang (DPJ)-nya, yang mengambil alih kekuasaan bulan lalu, sejak lama menentang kunjungan-kunjungan ke Kuil Yasukuni yang dilakukan oleh beberapa perdana menteri sebelumnya. PM Jepang yang baru bahkan mengusulkan membangun satu memorial perang baru yang bersifat non-keagamaan. Pemimpin LDP Sadakazu Tanigaki, Senin, juga berkunjung ke kuil tersebut.

Para pemimpin dan para pejabat pemerintahan LDP di waktu lalu menggusarkan negara-negara Asia lainnya karena kunjungan mereka ke kuil itu. Mantan perdana menteri LDP, Junichiro Koizumi, mengunjungi dan memanjatkan doa setiap tahun pada kuil tersebut semasa pemerintahannya dari 2001-2006, yang menyebabkan China dan Korea Selatan menolak melakukan pertemuan puncak dengannya.

Tiga pengganti Koizumi lainnya berusaha mencegah diri untuk tidak mengunjungi kuil Yasukuni meskipun terkadang masih melakukan panjat doa tradisional yang juga membuat marah Beijing dan Seoul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com