Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria 56 Senti Menunggu Pengakuan

Kompas.com - 17/10/2009, 12:05 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com-Pria mungil bertinggi 56 sentimeter asal Nepal yang mengklaim sebagai orang terpendek di dunia mendapat berita kurang menggembirakan. Klaim gelarnya belum diakui karena Guinness World Records (GWR) menghitung, Khagendra Thapa Magar baru berusia 17 tahun.

Magar merasa berhak atas titel itu karena tingginya hanya 56 cm. Sementara pesaingnya, He Pingping dari China bertinggi 74 cm. Saat ini He yang memegang gelar itu.

Perjuangan Magar dimulai pada 2006. Saat itu Asosiasi Orang Cebol Nepal mendaftarkannya pada GWR untuk gelar orang terpendek dunia. Saat itu tinggi Magar hanya 20 cm.

GWR menghitung berdasarkan akta kelahiran, surat kewarganegaraan, dan kartu identitas Magar. Di dokumen-dokumen itu tanggal kelahiran Magar ditulis berdasarkan penanggalan Nepal. Magar dilahirkan pada 18 Asoj 2049 atau 4 Oktober 1992 menurut kalender Masehi. “Berarti umurnya 6.220 hari atau 17 tahun 11 hari pada 15 Oktober 2009,” jelas wakil GWR, Kamis (15/10).

Meskipun mungil, Magar tidak pernah minder. Dia remaja yang cukup aktif. Suka karate dan kadang-kadang bergabung dengan kelompok tari. Kepada The Times, Magar mengungkap rasa syukurnya karena memiliki tubuh kecil.

“Tuhan sangat baik. Dia membuat saya bertubuh mungil tapi memberi saya nama besar,” katanya dengan mata berbinar.

Saat ini Magar tinggal di kaki pegunungan Himalaya di pedesaan Nepal, salah satu wilayah paling miskin di dunia. Sejak namanya dikenal sebagai orang bertubuh sangat kecil, kehidupannya berubah.

Dia berharap ’status selebritas’ yang disandangnya kini bisa membawanya berkeliling dunia. “Mungkin ke Jepang, London, Amerika. Olok-olok itu berubah menjadi pujian. Dulu orang suka mengejek saya. Sekarang mereka memberi selamat,” ujarnya bangga.

Menjadi orang terkenal membuat Magar mulai memikirkan istri dan anak. ”Saya selalu bilang pada Ayah untuk mencarikan saya istri yang kecil. Biar dia mencarikan pasangan yang cocok untuk saya. Saya juga ingin punya anak. Tapi belum memikirkan jumlahnya,” kata penganut Buddha itu.

Ayahnya, Rup Bahadur Thapa, berujar, keluarganya tidak memahami cara Guinness menilai. “Saya tidak melihat alasan anak saya tidak mendapat gelar itu. Umurnya sudah 18 tahun. Mengapa dia ditolak?”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com