Pagelaran Tari Pendet Digelar di Perempatan Kantor Pos

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penghargaan terhadap kekayaan budaya lokal dinilai masih kurang sehingga muncul kasus klaim budaya oleh negara lain. Berkaca dari kasus tersebut, masyarakat Indonesia perlu lebih menghargai kebudayaan lokal dengan terlibat dalam berbagai kegiatan budaya.

Terkait dengan hal itu, Keluarga Putra Bali Purantara mengadakan Pertunjukkan Peduli Tari Pendet , Minggu (30/8) sore di Perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Humas pertunjukan I Gede Arya Pardita mengatakan, kegiatan ini memang diadakan sebagai salah satu reaksi terhadap penggunaan tari pendet dalam iklan promosi pariwisata Malaysia. Meski begitu, tujuan kegiatan ini lebih untuk mengajak masyarakat terlibat dalam kegiatan budaya.

"Pertunjukkan ini bukan untuk memanas-manasi suasana. Apalagi Malaysia juga sudah meminta maaf. Kami melakukan aksi damai ini untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan berbudaya," jelasnya.

Dalam pertunjukkan tersebut, Keluarga Putra Bali Purantara melibatkan sekitar 100 mahasiswa asal Bali yang kuliah di sejumlah Universitas di Yogyakarta. Puluhan mahasiswi perempuan menampilkan Tari Pendet secara bergantian, diiringi suara gamelan Bali yang dimainkan sejumlah mahasiswa. Di sela-sela pertunjukan tersebut, mereka membacakan sejarah Tari Pendet dalam bahasa Bali, Indonesia dan Inggris. (GAB)