Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Noordin M Top Tertangkap, Mungkinkah Terorisme Berakhir?

Kompas.com - 08/08/2009, 03:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gembong teroris Noordin M Top disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas serentetan aksi bom bunuh diri sejak Bom Bali I pada tahun 2002 hingga Bom Kuningan pada tahun 2009. Kini, Detasemen Khusus 88 tengah berusaha meringkusnya di sebuah rumah di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah.

Upaya peringkusan berlangsung sejak Jumat (8/8) sore hingga berita ini diturunkan. Lantas, orang pun yang bertanya-tanya, seandainya Noordin berhasil ditangkap, akankah aksi terorisme di bumi Indonesia berakhir?

Pakar intelijen Wawan Purwanto mengaku sanksi akan hal ini. "Rasanya tidak, karena masih banyak penerusnya, seperti Upik, yang juga didikan Azahari. Selain itu, masih banyak lagi turunannya," ujar Wawan kepada Metro TV, Sabtu (9/8).

Upik Lawanga alias Taufik Bulaga, pelaku aksi kekerasan di Poso, memang diduga sebagai perakit tiga bom di Mega Kuningan, dimana dua di antaranya meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Sumber di kepolisian mengatakan, spesifikasi bom di Mega Kuningan identik dengan bom yang meledak di Tentena, Sulawesi Tengah, 2005.

Bahkan, Wawan memperkirakan, sepeninggalan Azahari, yang tewas tertembak ketika terlibat baku tembak dengan aparat di Batu, Jawa Timur, 2005, mereka semakin berpengalaman. Buktinya, kini mereka telah mengetahui penggunaan urine dapat meningkatkan daya ledak sebuah bom.

"Mereka terus melakukan uji coba. Hal ini memungkinkan dengan bahan baku yang tidak sulit didapatkan. Mereka juga bukan orang bodoh," ujarnya. Lantas, bagaimana jika Noordin tewas? "Ya, (terorisme) terus berjalan. Keahlian diia bukan hanya merakit bom, tapi mempengaruhi orang lain," tambah Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com