Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Clinton Tiba di Korut, Bahas Pembebasan Wartawan

Kompas.com - 04/08/2009, 15:48 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, tiba di Korea Utara, Selasa (4/8). Ia tengah berupaya bisa berunding dengan Korea Utara bagi pembebasan dua wartawan AS yang dipenjarakan negara komunis itu.

Dua wartawan itu, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, dituduh melakukan kejahatan besar. Kantor berita Korea Utara (Korut), KCNA, membenarkan kunjungan Clinton dan mengatakan, bahwa mantan presiden AS itu disambut oleh Wakil Ketua Majelis Korea Utara  dan ketua perunding nuklir, Kim Kye-gwan, yang juga wakil menteri luar negeri.

Wartawan AS dijatuhi hukuman penjara 12 tahun kerja paksa bulan lalu oleh Korea Utara setelah mereka ditahan di perbatasan dengan China pada Maret. Mereka dituduh memasuki wilayah Korea Utara secara ilegal dan melakukan fitnah.

Euna Lee dan Laura Ling, dari Current TV, AS, yang ikut didirikan oleh mantan wakil presiden AS Al Gore, ditahan ketika mereka bertugas untuk menyusun laporan di dekat perbatasan antara Korea Utara dan China.

Para pejabat China kuatir, Korea Utara akan berusaha memanfaatkan para wartawan itu sebagai alat dalam upayanya untuk menolak tekanan internasional untuk menghentikan program senjata dan sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) berkaitan dengan uji coba rudal dan senjata nuklirnya.

Beberapa analis menyatakan tidak berharap apapun dari kunjungan Clinton. Mereka juga ragu kunjungan tersebut bisa mengakhiri tindakan provokatif militer dan membawa Pyongyang kembali ke dialog baru. Korea Utara telah menyatakan mundur dari perundingan enam negara -yaitu kedua Korea, China sebagai tuan rumah, AS, Jepang dan Rusia- yang bertujuan menghapus program senjata nuklirnya, dengan imbalan bantuan besar dan dukungan diplomatik. Namun pihaknya mengajukan perundingan langsung dengan Washington beberapa pekan lalu.

"Segera dia tiba, dia akan melakukan perundingan-perundingan dengan Korea Utara untuk pembebasan kedua wartawati itu," kata Yonhap mengutip sumber yang mengungkap kunjungan Clinton tersebut. Para pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menolak memberikan komentar, dan mengatakan bahwa satu pengumuman akan datang dari Washington atau Pyongyang. "Kami menolak untuk berkomentar," kata juru bicara Gedung Putih Thomas Vietor, ketika ditanya mengenai laporan tersebut. Departemen Luar Negeri AS juga menolak berkomentar.

Perbaikan Hubungan

Saat Clinton masih menjabat sebagai presiden, ia pernah mengupayakan perbaikan hubungan dengan Korea Utara, bahkan saling menukar utusan tingkat tinggi pada menjelang akhir masa jabatannya. Langkah itu mencuatkan perkiraan bahwa Washington dan Pyongyang akan mengakhiri permusuhan mereka selama berpuluh tahun dan melakukan normalisasi hubungan.

Namun hubungan yang mulai mencair itu tidak berlangsung lama. Hubungan kembali memburuk setelah George W. Bush menjadi presiden AS dan mengumumkan Korea Utara sebagai bagian ’poros setan’ bersama Iran dan Irak.

Selain dua wartawati tersebut, Korea Utara saat ini juga menahan seorang pekerja Korea Selatan selama sekitar empat bulan dengan tuduhan menghina sistem politik negara Korea Utara. Pyongyang juga sedang menahan empat awak kapal nelayan Korea Selatan yang tersesat di utara perairan perbatasan mereka pekan lalu, setelah sistem navigasi para nelayan itu mengalami gangguan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com