Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 600 Korban Tewas Dimakamkan

Kompas.com - 03/08/2009, 07:41 WIB

ABUJA, KOMPAS.com — Lebih dari 600 orang yang tewas dalam pertempuran antara pasukan keamanan Nigeria dan kelompok bersenjata dimakamkan secara massal di kota Maiduguri. Para pekerja dari Pemerintah Negara Bagian Borno dan Kementerian Kesehatan Nigeria bekerja mengumpulkan mayat-mayat korban yang kondisinya sudah membusuk karena berhari-hari tergeletak di jalan-jalan.

”Tim evakuasi kami telah selesai memindahkan mayat-mayat dari jalanan. Tidak ada keluarga yang mengklaim mayat mereka sehingga pemerintah memutuskan menguburkan secara massal,” kata Usman Chiroma, juru bicara Pemerintah Negara Bagian Borno.

Tidak disebutkan jumlah pasti korban tewas dalam pertempuran tersebut. Surat kabar setempat, This Day, melaporkan jumlah korban tewas mencapai 700 orang.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Nigeria yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters, Minggu (2/8), mengatakan, jumlah korban tewas bisa lebih banyak. ”Lebih dari 700 mayat dikuburkan secara massal di Maiduguri saja,” katanya. Dia menambahkan, masih banyak mayat yang dikumpulkan di luar kota.

Pertempuran antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata Boko Haram pimpinan Mohammed Yusuf pecah di empat negara bagian di utara Nigeria pada 26 Juli. Kelompok itu menolak sistem Barat yang diberlakukan pemerintah dan menuntut penerapan hukum syariah secara lebih ketat.

Mereka menyerang kantor polisi, rumah ibadah, dan gedung-gedung pemerintah demi mencapai tujuan. Pasukan keamanan menggempur markas kelompok itu di Maiduguri dan berhasil menewaskan Yusuf, Jumat lalu.

Penduduk Maiduguri telah kembali beraktivitas sejak Sabtu pekan lalu. Bank-bank kembali dibuka dan tentara mulai menyingkirkan blokade di jalan-jalan. Akan tetapi, otoritas menyatakan bahwa pencarian pengikut Yusuf dari rumah ke rumah akan dilanjutkan.

Abaikan peringatan

Para ulama dari utara Nigeria mengatakan, otoritas mengabaikan peringatan mereka tentang serangan kelompok bersenjata itu. Imam Ibrahim Ahmed Abdullahi, salah seorang ulama, mengatakan bahwa dia dan 50 ulama lainnya telah berulang kali memperingatkan polisi, otoritas lokal, dan aparat keamanan negara bagian tentang kekerasan yang mungkin dilakukan kelompok Boko Haram.

”Banyak ulama mencoba meminta perhatian pemerintah. Kami menghubungi pemerintah dan badan-badan keamanan untuk mengatakan bahwa kelompok ini harus dihentikan karena mereka hanya menimbulkan persoalan,” kata Abdullahi, yang mengenal Mohammed Yusuf selama 14 tahun.

Terakhir kali dia menghubungi aparat keamanan untuk memberi peringatan adalah dua hari sebelum kelompok Boko Haram melakukan serangan ke kantor polisi menggunakan senapan, bom rakitan, pisau, dan golok. (ap/afp/reuters/fro)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com