Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi Haram Akui Israel Sebelum Tinggalkan Arab

Kompas.com - 30/07/2009, 11:55 WIB

RIYADH, KOMPAS.com — Negara berpengaruh di Timur Tengah, Arab Saudi, takkan mengakui Israel sampai negara Yahudi itu keluar dari tanah Arab yang didudukinya dan membuat komitmen ke arah penyelesaian dua negara dengan Palestina.

Demikian ditegaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi, Osama Nugali, Rabu (29/7).

Ia juga menyebut kebijakan Israel sama dengan menderita skizofrenia dan mengatakan itu membahayakan semua upaya guna menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah dengan tujuan menciptakan negara Palestina merdeka.

"Posisi kami sudah diketahui. Israellah yang harus melakukan tindakan sungguh-sungguh ke arah proses perdamaian," kata Nugali. "Israel terus melakukan tindakan sepihak dengan mengubah fakta demokrafis dan geografis di lapangan, dengan membuat permukiman dan memperluas permukiman yang ada," katanya.

"Gagasan perdamaian Arab sangat jelas," katanya. Ia merujuk kepada rancangan dasar perdamaian Timur Tengah 2002 yang diilhami Arab Saudi. "Bahwa Israel mesti mundur dari tanah Arab dan mengakhiri pendudukannya dan menyelesaikan masalah utama konflik," katanya. Ia mengutip masa depan masalah pembagian air, pengungsi Palestina, dan status masa depan Jerusalem sebagai ibu kota kedua negara.

Masalah seperti itu harus diselesaikan, "Guna mencapai perdamaian yang menyeluruh, adil, dan langgeng yang dilandasi atas pembentukan negara Palestina yang merdeka dan mampu bertahan," kata Nugali. "Dalam normalisasi proses perdamaian muncul setelah tercapainya semua tujuan ini, bukan sebelumnya. Jadi, kita tak boleh merusak keteraturan," katanya.

Utusan AS urusan perdamaian Timur Tengah, George Mitchell, Selasa, menyeru negara Arab agar melakukan "tindakan berarti" ke arah Israel guna membantu memulai pembicaraan mengenai penyelesaian perdamaian regional menyeluruh, dan mengatakan akhirnya mereka mesti sepenuhnya menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi tersebut.

Selain itu, beberapa anggota dewan legislatif AS telah merancang surat buat Raja Arab Saudi Abdullah guna menyeru kepadanya agar dia melakukan "langkah dramatis" ke arah Israel, sama dengan upaya menembus kebuntuan yang akhirnya mengarah pada perdamaian dengan Mesir dan Jordania.

Namun, para pejabat Arab Saudi memelihara bahwa isyarat tersebut belum membuat kemajuan ke arah terciptanya negara Palestina.

Nugali mengatakan, perluasan permukiman Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan terus menghalangi kemajuan, dan pihak Palestina telah menolak untuk memulai lagi perundingan sampai Israel membekukan pembangunan. Akan tetapi, Israel telah menolak seruan oleh Pemerintah AS agar menghentikan kegiatan permukiman, yang mengarah pada pertikaian terbuka paling buruk di antara kedua sekutu dekat Amerika itu dalam beberapa tahun.

"Kita telah menyaksikan kebijakan Israel yang menderita skizofrenia. Di satu sisi, Anda berbicara mengenai perdamaian dan kepentingan mereka untuk mencapai perdamaian," katanya. "Di sisi lain, mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan proses perdamaian yang membuatnya jadi rumit dan membahayakannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com