Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlusconi Goda Pengawal Cantik Khadafy

Kompas.com - 12/06/2009, 09:03 WIB

ROMA, KOMPAS.com — Namanya saja Silvio Berlusconi. PM Italia yang dikenal mata keranjang ini tidak pernah melewatkan perempuan cantik untuk digodanya. Mata bos klub sepak bola AC Milan ini jelalatan ketika menyambut kedatangan pemimpin Libya Moammar Khadafy di Roma, Rabu (10/6).

Dengan senyum mengembang, Berlusconi menyapa Khadafy dan rombongannya ketika sampai di Bandara Campino Roma. Namun, ternyata salah satu perempuan pengawal Khadafy lah yang sesungguhnya benar-benar menarik perhatian Berlusconi. Ia sempat berhenti sejenak untuk memuji pakaian penuh lencana perempuan itu. Yang dipuji tersenyum pun tidak.

Di luar insiden itu, kunjungan tiga hari Khadafy ini punya makna besar bagi hubungan kedua negara, bekas penjajah dan jajahan. Pelukan Berlusconi dan Khadafy merupakan pengakuan paling terbuka bahwa kedua negara telah melupakan masa-masa menyakitkan puluhan tahun lalu.

Khadafy datang bersama 300 anggota rombongan, termasuk Mohammed Omar al-Mukhtar, anak tertua pahlawan Libya, Omar al-Mukhtar, yang dieksekusi militer Italia karena memimpin pemberontakan melawan pemerintah kolonial. Ia bahkan menempelkan foto hitam putih Omar di dadanya.

Kunjungan Khadafy dipadati pidato, termasuk di depan senat dan sebagian di antara 20.000 warga Italia yang diusirnya dari Libya pada 1970. Pengusiran itu merupakan balas dendam atas penjajahan Italia mulai 1911-1941. Kamis malam ia bertemu secara khusus dengan Berlusconi.

“Ini kunjungan yang sangat simbolis, karena inilah Khadafy yang dulu gencar mengatakan Libya sangat menderita selama 30 tahun penjajahan Italia. Ini juga menunjukkan bagaimana akhirnya Libya melupakan itu semua,” kata Dirk Vandewalle, pengajar pada Dartmouth College AS yang juga pakar Libya.

Libya memproklamasikan kemerdekaannya pada 1951 dan pada 1970 Khadafy merebut kekuasaan. Hubungan kedua negara yang buruk mulai membaik beberapa tahun terakhir ketika Libya setuju menghentikan pembangunan senjata nuklir dan Italia membayar 5 miliar dollar AS sebagai kompensasi masa penjajahan. dai/sas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com