Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel "IQ84" Meledak Sebelum Diluncurkan

Kompas.com - 28/05/2009, 20:40 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Luar biasa. Kata itu mungkin tepat untuk novel berjudul IQ84 karya Haruki Murakami. Bayangkan, novel yang belum diterbitkan itu sudah meledak sebelum diluncurkan secara resmi, Jumat (29/5). Bayangkan, saat ini sudah ada 380.000 kopi pesanan sehingga Schinchosa sebagai penerbit sudah mencetak 480.000 kopi.

Sampai saat ini, semuanya masih dirahasiakan, kecuali nama penulis dan judulnya. Namun, dengan begitu, orang justru penasaran sehingga pemesanannya luar biasa meledak. Maklum, ini adalah novel pertama Murakami setelah lima tahun karyanya ditunggu penggemarnya. Nama Murakami sendiri seolah sudah menjadi jaminan, mengingat ia adalah kandidat utama dari Jepang untuk peraih nobel dalam bidang literatur.

Sejumlah karya Murakami (60) sudah diterjemahkan luas dan selalu menjadi best seller. Sebut saja novel-novel berikut: Norwegian Wood, Kafka on the Shore, dan The Wind-Up Bird Chronicle.

Sebagai bagian dari strategi pemasaran, isi novel itu sampai saat ini masih dirahasiakan. Para penggemarnya yang sudah memesan buku itu juga belum tahu apa pun tentang buku itu, kecuali judulnya IQ84, yang dalam bahasa Jepang bisa dibaca sebagai tahun 1984.

"Saya tak peduli (tentang apa isi buku itu)," kata Michiyo Sato, seorang penggemar novel-novel Murakami, Kamis (28/5), setelah membayar pemesanan buku sebesar 3.600 yen atau sekitar 38 dollar AS (Rp 400.000) di sebuah toko.

"Saya sudah begitu lama menunggu karyanya," kata pria berusia 45 tahun yang tinggal di Tokyo itu. Menurut dia, karya-karya Murakami sangat kaya dengan nilai-nilai humanisme.

"Kerja yang lama dan dirahasiakan justru membuat para penggemarnya sangat haus akan bukunya," kata Toshiaki Uchida, asisten manajer di Toko Buku Yaesu.

Seperti novel-novel Murakami sebelumnya, IQ84 sangat kompleks dengan metode bercerita surealisme. Buku itu mengangkat tema yang bolak-balik di antara dua tokoh, pria dan wanita, yang saling mencari.

Melalui pikiran dan pengalaman kedua tokoh, yang juga memasukkan pembunuhan dan unsur kesejarahan, buku ini mengeksplorasi isu-isu sosial dan emosional, seperti kultur keberagamaan, kekerasan, ikatan keluarga, dan cinta.

Sejauh ini belum diperoleh kepastian kapan buku baru itu akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Murakami sendiri yang tinggal di AS, termasuk di Princeton dan Harvard, sampai saat ini belum bisa dimintai komentarnya.

Selain fiksi, Murakami juga menulis nonfiksi, seperti buku yang didasarkan pada hasil wawancara dengan keluarga korban meninggal akibat ledakan gas di Tokyo tahun 1995.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com