Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuba-AS Siap Dialog

Kompas.com - 18/04/2009, 06:21 WIB

HAVANA, KOMPAS.com - Hubungan AS-Kuba yang membeku selama 50 tahun tampaknya akan segera mencair. Presiden Kuba Raul Castro, Kamis (16/4), mengatakan siap berdiskusi soal berbagai isu dengan pemerintahan Presiden AS Barack Obama, seperti isu hak asasi manusia dan tahanan politik.

”Kami telah menyampaikan kepada Pemerintah AS baik secara pribadi maupun publik bahwa kami siap mendiskusikan segala sesuatu, seperti hak asasi manusia, kebebasan pers, tahanan politik, dan semuanya,” kata Castro.

”Kita bisa berbicara soal hal lain. Kami bisa saja salah, kami akui. Kami juga manusia,” ujar Castro saat menghadiri pertemuan di Venezuela.

Ucapan itu merupakan kata-kata paling hangat yang pernah digunakan Castro, atau saudara kandungnya, mantan pemimpin Kuba Fidel Castro, kepada Pemerintah AS sejak pemerintahan mendiang Dwight D Eisenhower tahun 1961 saat hubungan kedua negara putus.

Castro menyerukan agar AS membebaskan lima warga Kuba yang ditahan atas tuduhan mata-mata. Sebagai balasan, dia menawarkan pembebasan sekelompok tahanan politik.

Pembicaraan mengenai berbagai isu dengan AS itu belum menjamin Kuba bersedia menawarkan berbagai hal yang perlu dilihat AS sebelum membuat perubahan lebih jauh dalam kebijakan terhadap Kuba. Obama mengatakan, terserah kepada Havana untuk mengambil langkah selanjutnya menyusul ”niat baik” AS mencabut larangan kunjungan dan transfer uang oleh warga Amerika ke Kuba, awal pekan ini.

Kendati demikian, baik langkah Obama maupun Castro adalah sejarah tersendiri dalam hubungan kedua negara. Hubungan Kuba-AS sempat menghangat semasa pemerintahan mantan Presiden Jimmy Carter (1977-1981) yang ditandai dengan penerbangan langsung Miami-Havana. ”Bulan madu” itu berakhir menyusul larinya 125.000 warga Kuba ke AS dari pelabuhan barat Mariel, Havana, tahun 1980.

Semasa pemerintahan mantan Presiden Bill Clinton (1993-2001), hubungan kedua negara juga sempat menghangat. Akan tetapi, hubungan AS-Kuba kembali beku setelah pesawat tempur Kuba menembak jatuh dua pesawat penumpang sipil di pesisir Kuba tahun 1996 dan menewaskan empat orang.

Posisi setara

Castro menegaskan, satu-satunya syarat yang diajukannya untuk pembicaraan kedua negara adalah Washington memperlakukan Havana dalam posisi setara dan menghormati hak rakyat Kuba untuk menentukan nasib sendiri.

Presiden Obama, ketika berbicara di Mexico City, Meksiko, mengatakan, Pemerintah Kuba harus merespons dengan tindakan yang berlandaskan penghormatan hak asasi manusia. Salah satunya dengan mencabut larangan rakyat Kuba untuk bepergian dan menyuarakan opini mereka.

Meskipun telah mencabut larangan kunjungan dan transfer uang, Obama masih memberlakukan embargo terhadap Kuba. Presiden Meksiko Felipe Calderon menganggap embargo AS atas Kuba adalah strategi yang gagal.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang tengah berada di Haiti mengatakan, AS siap berdiskusi dengan Kuba soal langkah selanjutnya. ”Kami ingin melihat Kuba membuka masyarakatnya, membebaskan tahanan politik, dan memiliki masyarakat yang bisa memperbaiki kesempatan bagi rakyat Kuba,” kata Hillary. (ap/fro)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com