Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-20 Sepakat Kurangi Sentralitas terhadap AS

Kompas.com - 03/04/2009, 15:31 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Para pemimpin dunia telah melangkah ke depan menuju dunia baru yang mengurangi sentralitas terhadap AS. Selebihnya, menciptakan regulasi industri keuangan yang lebih berat dan aturan yang lebih banyak untuk lembaga keuangan internasional dan emerging market.

Mengakhiri pertemuan di London, sejumlah pemangku kebijakan dari G-20 menyepakati cetak biru regulasi anyar. Regulasi itu, seperti yang dibilang oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy, kembali ke perekonomian pasar bebas ala Anglo-Saxon, yaitu berupa pembatasan hedge fund dan pemain di industri keuangan lain dengan lebih ketat.

Pemimpin dunia ini juga berikrar untuk melipatgandakan sebesar tiga kali lipat pendanaan untuk Dana Moneter Internasional  (IMF) dan membantu China maupun negara berkembang lainnya.

"Ini adalah era yang harus dilalui," kata Robert Hormats, Vice Chairman of Goldman Sachs International, yang telah membantu persiapan sejumlah pertemuan untuk Presiden Gerald R Ford, Jimmy Carter, dan Ronald Reagan.

"AS menjadi tak lagi dominan dan negara lain mulai meningkatkan pengaruhnya," imbuhnya.

Ada begitu banyak rancangan. Jika para pemimpin telah gagal untuk memelopori konsensus—minggu ini Sarkozy mengancam untuk walk out jika mereka tidak kembali pada pengetatan regulasi—maka kemungkinan perekonomian akan mengalami kemunduran dan tetap berkubang dalam krisis finansial terburuk dalam enam dekade.

"Dalam dunia yang begitu kompleks, sangatlah penting bagi kita untuk merintis kemitraan," kata Obama.

Sebagai upaya untuk mendorong harmonisasi, Obama telah lebih dahulu menyurung permintaan bahwa pertemuan ini menyetujui target stimulus fiskal yang lebih spesifik untuk menghadapi perlawanan Perancis dan Jerman. Obama juga semakin meyakinkan agar pemimpin sebaiknya melakukan langkah apa pun untuk menyokong perekonomian global.

Negara-negara ini juga telah sepakat untuk membuat Financial Stability Board anyar untuk mengumpulkan para regulator dan bergabung bersama IMF untuk memberikan peringatan dini akan adanya potensi ancaman yang kemungkinan akan datang ke depan. Saat perekonomian mulai pulih, pekerjaan anyar akan dimulai dalam aturan baru yang bertujuan untuk menghindari leverage yang makin besar. Selain itu, juga memaksa perbankan untuk memberikan dana yang lebih banyak.

G-20 juga menyetujui untuk menganggarkan 250 miliar dollar AS melalui Special Drawing Rights alias fasilitas hak tarik khusus membantu keseimbangan cadangan devisa negara-negara anggota.

Untuk catatan, pertemuan di London ini merupakan tindak lanjut dari konferensi di Washington DC, AS, 15 November 2008. Saat itu G-20 bertekad untuk menentang praktik proteksionisme yang bisa mengganggu perdagangan dunia sekaligus mencari cara merombak sistem keuangan global.

Negara-negara kelompok G-20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara Uni Eropa.

G-20 dibentuk tahun 1999 sebagai forum dialog negara-negara maju dan negara-negara berkembang untuk mengatasi dampak krisis keuangan Asia akhir dekade 1990-an. Anggota G-20 mewakili 85 persen kekuatan ekonomi dunia, dua pertiga populasi global serta lebih dari 80 persen kepemilikan saham dari Bank Dunia dan IMF. (Femi Adi Soempeno/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com