Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemimpinan Najib Diragukan

Kompas.com - 24/03/2009, 07:12 WIB

KUALA LUMPUR,KOMPAS.com-Popularitas calon tunggal perdana menteri Malaysia, Najib Razak, masih lebih rendah daripada popularitas Perdana Menteri Abdullah Badawi yang akan digantikannya.

Dengan kata lain, Abdullah masih lebih difavoritkan menjelang pertemuan Majelis Nasional Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang dimulai hari ini, Selasa (24/3).

Berdasarkan jajak pendapat Merdeka Center yang independen, popularitas Najib bertahan 41 persen. Popularitas Abdullah Badawi ada di atasnya, yakni 46 persen.

Lim Kit Siang, pemimpin senior oposisi dari Partai Aksi Demokratik, seperti ditulis dalam Monsters and Critics, Senin (23/3), berpendapat bahwa Najib sangat dibebani dan dihantui keraguan besar.

Najib juga dihantui tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepadanya. Najib dituduh berada di balik pembunuhan model Mongolia, Altantuya Shaariibuu, yang diduga pacar gelapnya. Integritas dan legitimasinya juga dipertanyakan.

Lim mengatakan, semua hal itu memperkuat dugaan bahwa ada awan gelap atas kepemimpinannya sekaligus merupakan pertanda akan terjadinya era kegelapan bagi Malaysia.

Najib juga dituduh berada di balik pengambilalihan pemerintahan di Negara Bagian Perak dari kubu oposisi. Hal itu dilakukan dengan membujuk anggota oposisi berpaling menjadi kelompok independen.

Najib gagal menaikkan popularitas dan menunjukkan kemampuan untuk memimpin negara di tengah krisis ekonomi yang semakin serius. Paket stimulus ekonomi bernilai 60 miliar ringgit (sekitar 16,1 miliar dollar AS) yang diumumkan awal bulan ini gagal memberikan dampak positif terhadap perekonomian.

Masih bisa memimpin

Para ekonom dan pengkritik mengatakan paket itu meningkatkan defisit anggaran pemerintah menjadi 7,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), dari 4,8 persen. Di sisi lain, paket itu tidak akan mampu berbuat banyak untuk memacu ekonomi Malaysia yang terpukul krisis.

”Najib masih bisa memimpin Malaysia terlepas dari kondisi saat ini dan mencapai prestasi yang tinggi. Untuk bisa melakukan itu, dia harus menangani dua masalah sangat penting. Pertama, terkait integritas personalnya dan kedua adalah kepemimpinannya,” papar pengamat politik terkemuka Malaysia, M Bakri Musa, dalam blognya. (OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com