Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa dan AS Bahas Nasib Bekas Tahanan Guantanamo

Kompas.com - 18/03/2009, 06:03 WIB
 

WASHINGTON, KOMPAS.com - Dua pejabat tinggi Uni Eropa, Senin (16/3), melakukan pembicaraan di Washington. Mereka membahas apakah UE akan menampung beberapa tahanan di Guantanamo, yang direncanakan AS akan ditutup dalam beberapa bulan mendatang.

Ada rencana bahwa sebagian tawanan Guantanamo yang tidak diterima di negara asalnya akan dikirim ke negara ketiga. Akan tetapi, seusai pertemuan yang dihadiri juga oleh Jaksa Agung AS Eric Holder, pejabat-pejabat Uni Eropa (UE) itu mengatakan kedatangan mereka adalah untuk mendengar.

”Kami memegang mandat bukan untuk bernegosiasi, tetapi mendapatkan informasi,” kata Ivan Langer, Menteri Dalam Negeri Ceko, yang mendapat giliran sebagai Presiden UE.

Komisaris UE untuk Urusan Hukum dan Masalah Domestik Jaqcues Barrot, yang mendampingi Langer, menambahkan, UE menunggu jawaban dari AS.

Menghindari

Jawaban yang ditunggu adalah bagaimana menghindari terjadinya kasus Guantanamo, di mana tahanan disekap bertahun-tahun tanpa dakwaan, diperlakukan tak manusiawi. ”Tergantung masing- masing negara-negara di Eropa untuk memutuskan apakah akan menerima atau tidak tahanan Guantanamo,” kata Barrot seraya menambahkan isu ratusan tahanan yang disekap di Pangkalan Udara Bagram, Afganistan, dibicarakan.

Barrot menambahkan, AS mengusulkan kepada para pemimpin UE agar mereka mengadopsi pendekatan bersama untuk memerangi terorisme dan mengesampingkan perbedaan soal isu Irak dan Guantanamo. ”AS sangat ingin membalik halaman, ingin mengubah cara memerangi terorisme,” tuturnya.

Barrot memperkirakan, beberapa negara UE akan mau menerima tahanan Guantanamo apabila sudah jelas bahwa kesalahan pada masa lalu tidak akan terulang. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com