”Di China, negara sedang berkembang dengan populasi 1,3 miliar jiwa, menjaga pertumbuhan ekonomi pada angka tertentu sangat penting untuk memperluas lapangan kerja bagi penduduk kota dan desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menjaga stabilitas sosial,” kata Perdana Menteri China Wen Jiabao, dalam Kongres Rakyat Nasional (NPC), Kamis (5/3).
Wen juga mengakui bahwa tahun 2009 akan menjadi tahun yang sulit bagi pembangunan ekonomi China. ”Permintaan dari pasar internasional terus turun, kecenderungan deflasi global sangat nyata, dan proteksionisme perdagangan mulai muncul. Lingkungan ekonomi eksternal kian serius, begitu juga ketidakpastian semakin meningkat,” ujarnya.
Selain mendorong laju pertumbuhan dengan paket stimulus sebesar 4 triliun yuan (Rp 7.100 triliun) selama dua tahun, China akan meningkatkan belanja pemerintah untuk kesejahteraan sosial. Belanja untuk keamanan sosial naik 17,6 persen menjadi 293 miliar yuan (Rp 520 triliun), belanja layanan kesehatan naik 38,2 persen menjadi 118,1 miliar yuan (Rp 209 triliun), dan untuk penciptaan lapangan kerja baru sebesar 42 miliar yuan (Rp 74 triliun).
Belanja militer China juga kembali ditingkatkan sebesar 15,3 persen menjadi 472,9 miliar yuan (Rp 840 triliun). ”Kita perlu membuat angkatan bersenjata lebih revolusioner, modern, memenuhi standar, dan terfokus pada kemampuan menjalankan misi historisnya,” kata Wen.
Dalam acara NPC itu, PM Wen juga memberikan tawaran baru kepada Taiwan. Dia mengatakan, China siap menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan damai dengan Taiwan dan bersedia mengadakan pembicaraan dengan Taiwan soal isu militer.
”Pada tahun-tahun yang akan datang, kami akan terus setia pada prinsip pengembangan hubungan lintas selat dan mendukung reunifikasi damai dengan negara induk,” ujar Wen. China mengklaim Taiwan bagian dari wilayahnya.
Komentar Wen menegaskan hubungan China-Taiwan yang menghangat sejak Presiden Taiwan Ma Ying-jeou berkuasa, Mei 2008. ”Kesepakatan damai bermanfaat bagi kedua pihak. Namun, kami ingin membuat kesepakatan ekonomi dulu, baru (kesepakatan) politik,” kata Tony Wang, juru bicara Presiden Ma.(afp/reuters/xinhua/fro)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.