Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Membayangi Kekuasaan Joao Bernardo Vieira

Kompas.com - 03/03/2009, 07:42 WIB

BISSAU, SELASA — Beberapa tentara Guinea-Bissau membunuh Presiden Joao Bernardo Vieira di istananya, Senin (2/3). Serangan itu berlangsung setelah serangan bom yang menewaskan kepala staf angkatan darat yang telah menjadi rival politiknya selama beberapa dasawarsa. Pihak militer Guinea-Bissau membantah telah menyusun kudeta di negara Afrika Barat yang telah menjadi titik transit perdagangan kokain ke Eropa.
 
Ibu kota Bissau tampak tenang meskipun berlangsung serangan bersenjata di istana Joao Bernardo Vieira. Serangan itu berlangsung beberapa jam setelah Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal  Batiste Tagme na Waie tewas dalam sebuah serangan bom di markasnya. Negara yang merupakan bekas koloni Portugal ini telah beberapa kali dilanda kudeta dan upaya kudeta sejak tahun 1980. Viera sendiri sempat berkuasa di negaranya melalui upaya kudeta.

"Orang-orang yang membunuh Presiden Viera belum berhasil diringkus, tetapi kami tengah memburu mereka. Situasi keamanan telah berhasil dikendalikan. Kami menegaskan itikad kami untuk menghormati kekuasaan yang terpilih secara demokratis dan konstitusi republik Guinea-Bissau," kata juru bicara militer, Zamora Induta. Konstitusi yang berlaku mengamanatkan pemimpin parlemen Raimundo Pereira sebagai pengganti Viera.

Viera memimpin negara miskin yang terbentang di Samudra Atlantik Afrika itu selama 23 tahun dari kurun 29 tahun terakhir. Viera berkuasa lewat kudeta pada 1980 dan dipaksa menyingkir dari kursi kekuasaannya 19 tahun kemudian selama perang saudara di Guinea-Bissau. Viera kemudian kembali dari pengasingan di Portugal dan mencalonkan diri serta memenangi pemilu Guinea-Bissau pada 2005.
 
Angkatan Darat Guinea-Bissau membantah dugaan bahwa militer telah membunuh Viera sebagai aksi balas dendam terhadap pembunuhan Waie, Minggu (1/3). Baik Viera maupun Waie dinilai sebagai rival etnis dan politik yang sempat beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan.

Ini merupakan serangan kedua yang dialami Vieira dalam beberapa bulan terakhir. November tahun lalu, kediaman Vieira diserang beberapa tentara dengan senjata otomatis yang berhasil menewaskan salah satu pengawalnya. Vieira sempat mengeluhkan serangan yang tak ditanggapi serius oleh tentara sehingga para pengawalnya harus berjuang keras melawan para penyerangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com