Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Tangkap Tersangka Komandan Teror Mumbai

Kompas.com - 09/12/2008, 00:29 WIB

ISLAMABAD, SENIN - Pejabat pemerintah Pakistan , Senin (8/12), menyatakan telah menangkap Zaki-ur-Rehman Lakhvi, seorang komandan senior Lashkar-e-Taiba, kelompok yang dituduh India terlibat dalam serangan-serangan di Mumbai. Pemerintah berjanji tidak akan membiarkan wilayah negara itu digunakan sebagai sarang terorisme.

Pakistan melakukan penangkapan itu sebagai tanggapan atas tekanan internasional agar mereka mengambil tindakan terhadap kelompok militan muslim yang dianggap sebagai tersangka utama dalam serangan-serangan di Mumbai. Lakhvi, yang menurut laporan-laporan media India disebut sebagai satu-satunya orang bersenjata yang selamat dalam serangan mematikan di Mumbai, ditangkap bersama 14 orang lain selama penyerbuan terhadap sebuah kamp di wilayah Kashmir.

Para tersangka itu ditangkap pada Minggu malam dalam penyerbuan terhadap kompleks yang dikelola Jamaat-ud-Dawa, sebuah yayasan yang dikenal kalangan luas sebagai sayap politik Lashkar-e-Taiba, di luar Muzaffarabad, ibukota Kashmir yang masuk wilayah Pakistan. "Kemarin malam pasukan keamanan menyerbu sebuah kamp amal yang dibentuk oleh Jamaat-ud-Dawa... Limabelas orang ditangkap," kata seorang pejabat keamanan.

Lashkar-e-Taiba dibentuk untuk memerangi kekuasaan India di Kashmir dan memiliki hubungan masa lalu baik dengan intelijen Pakistan maupun Al-Qaeda. Kelompok itu, yang namanya berarti "Tentara Saleh", termasuk dalam daftar teroris yang diawasi AS dan dilarang di Inggris dan sejumlah negara lain Barat, serta di Pakistan.

"Penyerbuan itu dilakukan untuk mendapatkan rincian mengenai kegiatan-kegiatan kelompok tersebut di Kashmir setelah tuduhan-tuduhan oleh India bahwa LeT (Lashkar-e-Taiba) menggunakan wilayah Pakistan untuk pelatihan," kata seorang pejabat intelijen.

Penjelasan mengenai penangkapan itu diumumkan ketika pemerintah Pakistan melakukan pertemuan untuk membahas keadaan keamanan setelah serangan-serangan di Mumbai, pusat finansial India, yang telah membuat tegang hubungan antara kedua negara tetangga Asia Selatan yang berkekuatan nuklir itu.

Dalam pernyataan setelah pertemuan itu, pemerintah mengatakan bahwa Pakistan akan bekerja sama sepenuhnya dengan India dalam penyelidikan atas serangan-serangan tersebut.
Serangan 60 jam di Mumbai oleh gerilyawan muslim menewaskan 172 orang, dan India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India. Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir. Laporan-laporan terakhir intelijen India menunjukkan kenaikan tajam dalam upaya penyusupan militan melewati garis pengawasan yang dibantu pasukan perbatasan Pakistan.

Kashmir, sebuah wilayah di kawasan pegunungan Himalaya, terbagi atas daerah-daerah yang dikuasai India dan Pakistan. Kashmir India adalah satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu. Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam. New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com