Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penahanan Aktivis Perempuan Iran Diprotes

Kompas.com - 12/04/2008, 20:47 WIB

TEHERAN, SABTU - Ratusan aktivis hak asasi Iran menandatangani sebuah surat terbuka menuntut pembebasan seorang pejuang hak perempuan yang ditahan pemerintah.

Khadijeh Moghaddam (56) ditahan pada 8 April lalu karena dianggap bertindak melawan keamanan nasional. Ia ditahan dengan jaminan 1 miliar rial atau setara Rp 1 miliar. Demikian dilaporkan sebuah harian prodemokrasi, Sarmayeh, Sabtu (12/4).

Sekitar 600 aktivis telah menandatangani surat yang meminta penahanan ilegal Khadijeh Moghaddam diakhiri sesegera mungkin. "Moghaddam adalah pelopor dalam perlindungan lingkungan di Iran," kata surat pernyataan itu.

Surat pernyataan itu juga merujuk pada kerja sama Moghaddam dengan pejabat kota dalam masalah manajemen limbah dan upayanya menentang penggundulan hutan.

Moghaddam telah bertahun-tahun aktif dalam upaya menciptakan lapangan kerja bagi wanita dan menciptakan perusahaan perempuan. "Siapa yang akan percaya jika Moghaddam telah melanggar keamanan nasional atau melakukan pelanggaran publik?" demikian bunyi surat itu.
    
Moghaddam juga telah terlibat dalam kampanye satu juta tanda tangan, sebuah upaya untuk mengubah hukum Iran yang mendiskriminasikan perempuan, dengan mengumpulkan tanda tangan secara tidak langsung (melalui perangkat elektronik, misal komputer) dan langsung.

Sejumlah perempuan telah dipenjara akibat keterlibatan mereka dalam kampanye itu ketika Iran mulai menangkap para aktivis hak asasi dan para anggota serikat dagang selama beberapa tahun terakhir.

Salah satu tokoh kampanye Parvin Ardalan, pada Maret dicekal meninggalkan Iran untuk menerima penghargaan hak asasi dari Swedia,  penghargaan Olof Palme Prize, yang dimenangkannya karena kontribusinya pada gerakan hak asasi perempuan.

Kampanye tanda tangan itu diluncurkan setelah terjadi unjuk rasa persamaan hak wanita mengenai hak waris, perceraian dan perwalian anak, pada Juni 2006. Saat itu hampir 70 demonstran ditahan di tengah-tengah dugaan adanya aksi kekerasan oleh polisi.(Ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com