Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Battani, Astronom Muslim Penemu Jumlah Hari dalam Setahun

Kompas.com - 10/04/2022, 04:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Siapa orang yang pertama kali menentukan jumlah hari dalam setahun? Pertanyaan remeh-temeh, jawabannya mungkin tak banyak yang tahu.

Jawabannya adalah sosok bernama Al Battani, seorang ahli astronomi dan matematikawan muslim. Pengaruhnya cukup signifikan, khususnya pada abad pertengahan.

Ia memiliki karya yang sangat populer, yaitu Kitab al Jiz, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dikutip banyak astronom, termasuk Copernicus.

Baca juga: Harga Al Quran di Libya Naik saat Ramadhan, Begini Solusi Umat Muslim Libya

Battani punya penemuan terbesar yang diakui kalangan ilmuwan Eropa dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Dia menemukan bahwa dalam setahun ada 365,24 hari.

Atas pencapaiannya itu, ia bahkan disebut-sebut sebagai astronom terbesar Islam pada abad pertengahan.

Ketertarikan dengan Astronomi

Al Battani lahir sekitar tahun 858 di Harran dekat Urfa, Turki, yakni wilayah Albategnius, dengan nama Abu Abdullah Muhammad bin Jabir bin Sainan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.

Sejak kecil, Battani tertarik pada keilmuan yang digeluti ayahnya, yaitu ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit. Ketertarikannya tersebut membuatnya bertekad mempelajari astronomi.

Baca juga: Muslim Ukraina Rayakan Ramadhan di Tengah Perang, Berbagi Roti dan Santuni Yatim

Ketika usianya menginjak 20 tahun, keluarganya pindah ke Raqqah. Di sana ia semakin giat belajar ilmu astronomi dan mulai melakukan penelitian.

Di Raqqah, Battani mulai mempelajari naskah kuno karya Ptolomeus yang semakin membuatnya jatuh cinta pada astronomi.

Penemuan Besar yang Mengubah Dunia

Saat mempelajari ilmu astronomi, ia menemukan suatu penemuan besar, yaitu aphelium, titik terjauh bumi saat mengelilingi matahari tiap tahunnya.

Al Battani menemukan bahwa posisi diameter matahari berbeda dengan yang dijelaskan oleh Ptolomeus dalam karyanya.

Temuannya itu juga berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh ahli Yunani kuno sebelumnya.

Battani semakin leluasa memelajari naskah kuno Ptolomeus pada era kejayaan Dinasti Abbasiyah di bawah pimpinan Harun al Rasyid.

Baca juga: Serba Mahal, Muslim di Afrika dan Timur Tengah Hadapi Ramadhan dengan Berhemat

Setelah Romawi runtuh di Eropa Barat, Dinasti Abbasiyah memerintahkan membeli buku sebanyak-banyaknya untuk kemudian diterjemahkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com