Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Zona Larangan Terbang dan Kenapa Ditolak NATO di Ukraina

Kompas.com - 15/03/2022, 11:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Penjelasan tentang apa itu zona larangan terbang belakangan ini terkait dengan NATO yang enggan menerapkannya di Ukraina untuk melawan invasi Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (14/3/2022) kembali mendesak NATO memberlakukan zona larangan terbang di atas negaranya, dengan mengatakan itu akan melindungi tidak hanya Ukraina tetapi juga negara-negara NATO dari serangan udara Rusia.

Namun, Amerika Serikat dan para sekutu NATO menolak dengan alasan sama yang mereka utarakan berkali-kali sejak Rusia invasi Ukraina pada 24 Februari.

Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?

"Bahwa setiap upaya untuk menetapkan zona larangan terbang akan menempatkan mereka dalam konflik langsung dengan Rusia yang bersenjata nuklir dan memicu konflik yang lebih luas, konflik yang lebih berbahaya."

Dikutip dari AFP pada Selasa (15/3/2022), berikut adalah penjelasan apa itu zona larangan terbang atau No-Flying Zones (NFZ) dan kenapa ditolak NATO di Ukraina.

1. Apa itu zona larangan terbang?

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat menemui pasukan NATO di pangkalan udara Talinn, Estonia, Selasa (1/3/2022).GETTY IMAGES/LEON NEAL via AP Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat menemui pasukan NATO di pangkalan udara Talinn, Estonia, Selasa (1/3/2022).
Zona larangan terbang adalah larangan terhadap semua atau jenis pesawat terbang tertentu yang terbang melalui wilayah udara yang ditentukan, di atas suatu negara atau wilayah.

NFZ membutuhkan satu pihak atau lebih untuk bersedia menegakkannya, yaitu siap dan mampu menembak jatuh pesawat apa pun yang melanggar batas angkasa.

Zona larangan terbang digunakan dalam upaya membatasi konflik yang sedang berlangsung di lapangan dan untuk melindungi populasi tertentu, tetapi penegakannya butuh banyak aspek, seperti patroli dan pemantauan udara yang konstan.

Selama 1991 hingga 2003 Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris memberlakukan zona larangan terbang di atas Irak setelah Perang Teluk 1991, untuk melindungi populasi Syiah di selatan dan minoritas Kurdi di utara dari serangan udara oleh Pemerintah Sunni-nya Saddam Hussein.

Pada 1993-1995 NATO memberlakukan zona larangan terbang yang diumumkan PBB untuk langit Bosnia.

Kemudian, pada 2011 NATO juga memberlakukan NFZ yang disetujui PBB di Libya selama perang saudara di negara itu.

Baca juga: NATO Ungkap Kenapa Ukraina Belum Jadi Anggota dan Alasan Tak Terapkan Zona Larangan Terbang

2. Seperti apa zona larangan terbang di Ukraina?

Tentara AS berbaris selama kunjungan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di pangkalan udara Mihail Kogalniceanu, dekat kota pelabuhan Laut Hitam Constanta, Rumania timur, Jumat, 11 Februari 2022. AP PHOTO/ANDREEA ALEXANDRU Tentara AS berbaris selama kunjungan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di pangkalan udara Mihail Kogalniceanu, dekat kota pelabuhan Laut Hitam Constanta, Rumania timur, Jumat, 11 Februari 2022.
Zona larangan terbang secara penuh oleh NATO akan berarti bahwa kekuatan udara superior Rusia tidak dapat dikerahkan guna melawan Ukraina, tetapi juga Kyiv tidak akan dapat menerbangkan jet tempurnya dan drone serang yang efektif melawan Rusia.

NFZ bisa memungkinkan warga sipil melarikan diri dari konflik dengan lebih aman.

3. Mengapa NATO menolak zona larangan terbang di Ukraina?

Para pejabat AS dan NATO mengatakan dengan tegas, agar zona larangan terbang Ukraina dapat bekerja, jet mereka harus siap menembak jatuh setiap pelanggar Rusia, sehingga secara efektif membuat AS dan NATO menjadi peserta langsung dalam perang.

“Kalau kita melakukan itu, ujungnya bisa perang besar di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia. Jadi itulah alasan mengapa kami membuat keputusan yang menyakitkan ini,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada 4 Maret.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com