Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Rusia-Ukraina: Memahami Keinginan Ukraina Masuk NATO

Kompas.com - 15/02/2022, 15:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber

NEW YORK, KOMPAS.com - Kekhawatiran internasional tentang sikap provokatif Rusia terhadap Ukraina terus berlanjut, bahkan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkal rencana serangan.

Putin membangun lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina. Sementara AS dan sekutu NATO lainnya mengerahkan ratusan tentara ke Eropa Timur.

Pemimpin Rusia itu mengeklaim akan mundur jika NATO melarang Ukraina bergabung dengan aliansinya. Permintaan yang telah ditolak NATO.

Alastair Kocho-Williams, Profesor Sejarah Universitas Clarkson dalam tulisannya di The Conversation menjelaskan kenapa Ukraina ingin masuk NATO dan memicu ketegangan dengan Rusia.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Cerita WNI di Ukraina | Amnesti 800 Tahanan Myanmar

Pencegahan agresi Rusia

Ukraina telah bermitra dengan NATO sejak 1992. Komisi Ukraina-NATO pada 1997, sebagai forum diskusi untuk masalah keamanan dan sebagai cara untuk memajukan hubungan NATO-Ukraina – tanpa perjanjian keanggotaan formal.

Keanggotaan dengan NATO akan secara signifikan meningkatkan dukungan militer internasional Ukraina, memungkinkan aksi militer NATO di dalam Ukraina dan bekerja bersama anggota militernya.

Jaminan kekuatan militer ini akan bertindak sebagai pencegahan yang kuat terhadap agresi Rusia.

NATO memiliki batas-batas yang jelas tentang dukungannya kepada negara-negara non-anggota. Meskipun telah mendukung negara-negara non-anggota seperti Afghanistan selama keadaan darurat kemanusiaan, NATO tidak berkomitmen untuk mengerahkan pasukan ke negara non-anggota.

Penduduk setempat berlatih di dekat Kiev, Ukraina, Minggu, 30 Januari 2022. AP PHOTO/EFREM LUKATSKY Penduduk setempat berlatih di dekat Kiev, Ukraina, Minggu, 30 Januari 2022.

Baca juga: Presiden Ukraina Minta Warganya Kibarkan Bendera Besok, Tanda Awal Invasi Rusia?


Penguatan aliansi dengan Barat

Keanggotaan NATO juga akan menarik Ukraina lebih kuat ke Eropa, dan membuatnya lebih mungkin bergabung dengan Uni Eropa — tujuan kebijakan lain untuk Ukraina.

Keanggotaan juga akan membantu negara membangun hubungan yang lebih dekat dengan AS. Sementara di saat yang sama bergabung dengan aliansi bisa menarik Ukraina lebih jauh dari lingkup pengaruh Rusia.

Tetapi ketegangan regional dapat diperburuk jika Ukraina menjadi anggota NATO, karena Rusia mengatakan akan menafsirkan perluasan aliansi sebagai ancaman langsung terhadap negaranya.

Baca juga: Ukraina Menuntut Pertemuan dengan Rusia Segera untuk Bahas Penambahan Pasukan

Jadi, mungkinkan Ukraina masuk NATO?

Profesor Williams dari Universitas Clarkson menilai Ukraina memang membuat kemajuan dalam memperoleh keanggotaan NATO, namun itu tidak berarti kemungkinan baginya bergabung dengan NATO (jika ada), bisa terwujud dengan cepat.

Semua anggota NATO harus dengan suara bulat menyetujui negara baru, berdasarkan faktor-faktor seperti demokrasi yang berfungsi dan “sengketa teritorial eksternal yang belum terselesaikan”.

Alhasil, keberadaan pasukan Rusia yang berkemah di perbatasan Ukraina tentu bisa menimbulkan masalah.

Keanggotaan NATO terbuka untuk negara Eropa mana pun yang dapat “berkontribusi pada keamanan kawasan Atlantik Utara.” Negara yang ingin menjadi anggota harus mengikuti “Rencana Aksi Keanggotaan”, sebuah proses aplikasi yang mengharuskan negara-negara merinci kebijakan keamanan dan politik mereka.

Halaman:
Sumber


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com