Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik dalam Hubungan Israel dengan Negara Arab

Kompas.com - 30/11/2021, 10:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah hubungan Israel dengan negara Arab dibalut banyak konflik terutama sejak Israel mendeklarasikan diri sebagai negara berdaulat pada 1948 hingga saat ini. 

Berikut ini rentetan konflik dari hubungan Israel dan negara Arab, seperti yang dilansir dari berbagai media.

Baca juga: Kenapa Israel dan Amerika Serikat Berhubungan Baik?

1948-1949: Perang Kemerdekaan Israel dan Nakbah Palestina

Pada November 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk membagi mandat Inggris atas Palestina menjadi negara Yahudi dan negara Arab. Langkah PBB tersebut dikenal sebagai Resolusi PBB 181, seperti yang dilansir dari Britannica.

Bentrokan segera pecah antara orang Yahudi dan orang Arab di Palestina.

Saat pasukan Inggris bersiap untuk mundur dari Palestina, konflik terus meningkat yang berujung perang antara pasukan Yahudi dan Arab.

Di antara peristiwa yang paling terkenal adalah serangan terhadap desa Arab Dayr Yasn pada 9 April 1948.

Berita tentang pembantaian brutal di sana oleh pasukan Irgun Zvai Leumi dan Gang Stern menyebar luas dan memicu pembalasan.

Beberapa hari kemudian, pasukan Arab menyerang konvoi Yahudi, menewaskan 78 orang.

Menjelang penarikan pasukan Inggris pada 15 Mei 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaan pada 14 Mei 1948.

Keesokan harinya, pasukan Arab dari Mesir, Transyordania (Yordania), Irak, Suriah, dan Lebanon menduduki daerah-daerah di Palestina selatan dan timur yang tidak dibagikan kepada orang-orang Yahudi oleh PBB.

Sementara, Israel memenangkan kendali jalan utama ke Yerusalem melalui Pegunungan Yehuda dan berhasil memukul mundur serangan Arab berulang kali.

Pada awal 1949, Israel berhasil menduduki seluruh Negev hingga bekas perbatasan Mesir-Palestina, kecuali Jalur Gaza.

Antara Februari dan Juli 1949, sebagai hasil dari perjanjian gencatan senjata terpisah antara Israel dan masing-masing negara Arab, perbatasan sementara ditetapkan antara Israel dan tetangganya.

Di Israel, perang ini dikenang sebagai Perang Kemerdekaan. Di dunia Arab, itu dikenal sebagai Nakbah (Bencana) karena banyaknya pengungsi dan orang terlantar akibat perang.

1956: Krisis Suez

Ketegangan meningkat lagi antara Israel dan negara Arab saat naiknya Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, seorang nasionalis Pan-Arab yang gigih.

Nasser mengambil sikap bermusuhan terhadap Israel.

Pada 1956 Nasser menasionalisasikan Terusan Suez, jalur air vital yang menghubungkan Eropa dan Asia yang sebagian besar memiliki kepentingan Perancis dan Inggris.

Perancis dan Inggris menanggapi dengan membuat kesepakatan dengan Israel, di mana Israel akan menyerang Mesir.

Perancis dan Inggris kemudian campur tangan dengan skenario sebagai pembawa damai, dan mengambil kendali atas terusan Suez itu.

Pada bulan Oktober 1956 Israel menginvasi Semenanjung Sinai, Mesir.

Dalam 5 hari tentara Israel merebut Gaza, Rafa?, dan Al-Arish, menahan ribuan tawanan, dan menduduki sebagian besar Semenanjung Sinai di sebelah timur Terusan Suez.

Pada Desember, setelah intervensi gabungan Anglo-Perancis, Pasukan Darurat PBB ditempatkan di daerah tersebut, dan pasukan Israel mundur pada Maret 1957. Pasukan penyangga PBB ditempatkan di Semenanjung Sinai.

Saat itu pasukan Mesir telah dikalahkan di semua lini, tetapi Krisis Suez dilihat oleh orang Arab sebagai kemenangan Mesir.

Baca juga: Sejarah Negara Israel

1967: Perang Enam Hari

Pasukan Arab dan Israel bentrok untuk ketiga kalinya pada 5-10 Juni 1967, yang kemudian disebut sebagai Perang Enam Hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com