Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2021, 11:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah Jepang yang panjang dan penuh gejolak diyakini telah dimulai sejak era prasejarah. Para arkeolog setuju pemukiman di kepulauan Jepang sudah ada sejak 100.000 tahun yang lalu. Periode Jomon adalah yang paling awal yang telah diketahui saat ini.

Selanjutnya sejarah Jepang mencatat wilayah tersebut awalnya terdiri dari banyak negara kecil. Tetapi penyatuan terjadi di bawah klan Yamato di awal Periode Kofun.

Berikut ini peristiwa penting dalam sejarah Jepang, dari jaman prasejarah periode Jomon hingga lahirnya Shogun.

Baca juga: Sejarah Jepang (II): Nobunaga, Zaman Edo, hingga Zaman Modern

Negara Kuno Wa

Periode Jomon Jepang, tercatat mulai dari 12.000 SM hingga sekitar 800 SM. Konon sebelum akhir Zaman Es, gletser besar menghubungkan Jepang ke benua Asia.

Orang-orang Jomon yang mengikuti migrasi hewan buruan yang menjadi "sumber makanannya", melintasi jembatan darat itu. Begitu es mencair, mereka terdampar di kepulauan Jepang

Era ini mendapatkan namanya dari tembikar kuno yang didekorasi oleh masyarakat prasejarah Jepang tersebut. "Jomon" berarti "ditandai dengan tali", yang mengacu pada teknik menekan tali untuk membuat pola pada permukaan tanah liat tembikar ketika masih basah.

Masyarakat Jumon awal adalah pengumpul dan pemburu. Mereka mulai lebih mengandalkan pertanian pada awal periode Yayoi (300 SM – 250 M), ketika penduduk mulai belajar membuat benda-benda dari logam.

Masyarakat periode Yayoi (300 SM-300 M) mulai mengganti perkakas batu dengan perkakas perunggu dan besi. Alat untuk pertanian permanen juga berkembang, seperti cangkul dan sekop, serta alat untuk irigasi sehingga sistem pertanian tumbuh secara signifikan.

Jepang yang pada masa itu, masih dikenal dengan nama “Wa”. Permukiman penduduk mulai permanen dan makanan hampir seluruhnya berasal dari hasil cocok tanam yang disimpan di lumbung dan sumur.

Tengkorak orang Jomon dengan gigi palsu. Pameran Menjelajahi Budaya Jomon, Museum Sejarah Prefektur Niigata, Nagaoka, Prefektur Niigata, Jepang (2014). INAZAKIRA/FLICKR via WIKIMEDIA Tengkorak orang Jomon dengan gigi palsu. Pameran Menjelajahi Budaya Jomon, Museum Sejarah Prefektur Niigata, Nagaoka, Prefektur Niigata, Jepang (2014).

Baca juga: Hasil Pemilu Jepang, PM Fumio Kishida Bawa Partai LDP Menang Lagi

Ratu Himiko, cenayang penguasa Jepang pertama

Hasil revolusi pertanian selama periode Yayoi, menyebabkan berkembangnya sistem perdagangan antar kota dan munculnya kota-kota tertentu sebagai hub sumber daya.

Masyarakat pun bertransisi dari berbasis kerja sama menjadi berbasis kompetisi. “Wa” kemudian lebih sering dikenal sebagai masa di mana terjadi perjuangan penuh kekerasan untuk kekuasaan dan dominasi.

Era pertama yang tercatat dalam sejarah Jepang ini disebut juga Periode Kofun (300-710 M). Gundukan kuburan berbentuk lubang kunci yang sangat besar dikelilingi oleh parit menjadi ciri Periode Kofun. Dari 71 yang diketahui ada, yang terbesar besarnya mencapai 4 lapangan sepak bola.

Sementara menurut catatan China kuno, setelah tujuh puluh tahun peperangan keras yang dikenal sebagai Perang Saudara Wa, orang-orang mendambakan perdamaian.

Baca juga: Jepang Sukses Turunkan Kasus Covid-19 Varian Delta Tanpa Lockdown, Ini Caranya

Menghubungkan turbulensi dengan penguasa laki-laki di Wa, penduduk mencari penguasa perempuan untuk naik takhta menjadi penguasa Yamatai. Mereka menemukan Himiko, seorang wanita muda yang diduga mempelajari ilmu sihir.

Sihir dan ilmu gaib yang dibicarakan oleh sumber-sumber tersebut kemungkinan besar merujuk pada kebiasaan dan ritual Shinto awal. Inilah mengapa Himiko disebut ratu dukun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com