KOMPAS.com - Setiap permainan butuh aturan. Ini karena menang dengan aturan jauh lebih membanggakan daripada tanpa aturan.
Aturan mengarahkan, memberi penekanan, membuat para pemain fokus pada kemenangan. Termasuk dalam olahraga populer seperti badminton.
Apa saja peraturan dan teknik dasar permainan ini? Berikut paparannya.
Baca juga: Muamar Qadafi, Atlet Badminton Asal Solo Jadi Pelatih Internasional untuk Olimpiade Tokyo 2020
Dilansir laman BWF, ads sejumlah aturan mendasar mengenai permainan badminton.
Diawali dengan keberadaan dua pemain tunggal atau regu/ganda, dengan perlengkapan berupa raket, kok, dan net dalam sebuah lapangan.
Sebuah pertandingan bulu tangkis terdiri dari dua gim alias babak, yang dimenangkan jika salah satu pemain atau regu memperoleh 21 angka.
Jika setiap pemain/pasangan meraih kemenangan satu gim dalam suatu pertandingan, maka dilanjutkan ke gim penentu atau rubber game.
Baca juga: 4 Fakta Unik Badminton, Olahraga Raket Tercepat di Dunia
Masing-masing pemain atau anggota regu dilarang menyentuh net dengan raket maupun melintasi batas lapangan tersebut saat memukul kok ke arah lawan.
Poin diperoleh ketika seorang pemain mampu menempatkan kok di wilayah permainan lawan dan memperoleh kesempatan untuk melakukan servis berikutnya.
Jika kedudukan berada imbang di angka 20, pertandingan berlanjut hingga pemenang memiliki selisih angka dua lebih banyak dari lawannya.
Maksimal angka yang bisa diperoleh adalah 30 angka, yang juga menjadi titik penentuan apabila pertandingan berada pada situasi imbang 29-29.
Pemenang sebuah gim juga memiliki hak untuk melakukan servis pada babak berikutnya.
Dalam masing-masing gim terdapat jeda/istirahat selama 60 detik, saat salah satu pemain sudah mendapat 11 poin dalam pertandingan.
Sementara interval antar gim atau babak berjalan selama dua menit, diiringi pergantian wilayah permainan antar pemain atau regu.
Kategori permainan badminton sendiri saat ini terpisah menjadi lima yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Baca juga: Mengapa Badminton Lebih Populer di Negara Asia dibanding Eropa?