Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Energi Terbarukan

Kompas.com - 08/10/2021, 11:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Energi terbarukan adalah sumber energi yang tersedia di alam dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus.

Energi terbarukan bisa dimanfaatkan secara bebas, bisa diperbarui secara terus menerus, dan ketersediannya di alam melimpah.

Berbagai alasan mengapa energi terbarukan harus dimanfaatkan adalah ketersediaannya yang melimpah, tidak menghasilkan polusi dan emisi karbon, dan membuat masyarakat mandiri dalam mengupayakan energi sendiri.

Ada berbagai jenis energi terbarukan menurut sumbernya. Berikut jenis-jenis energi terbarukan.

Baca juga: Energi Terbarukan: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Kekurangannya

1. Energi air

Pemandangan Three Gorges Dam di Sungai Yangtze, Provinsi Hubei, wilayah China tengah, pada 2009. PLTA Three Gorges Dam di China dikukuhkan sebagai bendungan PLTA terbesar di dunia. PLTA merupakan salah satu jenis energi terbarukan.WIKIMEDIA/REHMAN Pemandangan Three Gorges Dam di Sungai Yangtze, Provinsi Hubei, wilayah China tengah, pada 2009. PLTA Three Gorges Dam di China dikukuhkan sebagai bendungan PLTA terbesar di dunia. PLTA merupakan salah satu jenis energi terbarukan.

Energi air merupakan salah satu jenis energi terbarukan dengan potensi yang melimpah di seluruh dunia.

Sungai-sungai yang ada bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Proses konversi dari energi kinetik aliran air menjadi energi listrik tersusun dalam sistem pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Dalam sistem PLTA, air yang mengalir dimanfaatkan untuk memutar turbin atau kincir. Kincir yang berputar menggerakkan generator sehingga bisa menghasilkan listrik.

Teknologi dalam PLTA bisa digunakan untuk skala kecil atau skala besar tergantung potensi ketersediaan energi air.

Baca juga: Energi Tak Terbarukan: Pengertian dan Macamnya

2. Energi Angin

Turbin angin buatan perusahaan China MingYang Smart Energy yang disebut sebagai turbin angin terbesar di dunia. Turbin angin dengan nama MySE 16.0-242 ini luasnya lebih dari 6 kali lapangan sepak bola.MINGYANG SMART ENERGY via NEW ATLAS Turbin angin buatan perusahaan China MingYang Smart Energy yang disebut sebagai turbin angin terbesar di dunia. Turbin angin dengan nama MySE 16.0-242 ini luasnya lebih dari 6 kali lapangan sepak bola.

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya.

Energi angin merupakan jenis energi terbarukan dengan potensi yang sangat melimpah di muka bumi dan menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang potensial.

Zaman dahulu, energi angin sudah dimanfaatkan untuk pengairan. Angin memutar kincir yang kemudian menggerakkan pompa untuk menyedot air lantas disalurkan ke titik yang dibutuhkan.

Energi angin bisa diubah menjadi energi listrik melalui sistem pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Dalam PLTB, energi angin memutar turbin atau kincir angin yang mana kincir angin atau turbin ini memutar generator hingga akhirnya menghasilkan listrik.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana jika Seantero Gurun Sahara Dipasangi PLTS?

3. Energi Surya

Gambaran PLTS Terapung Waduk Duriangkang.Dok. BP Batam Gambaran PLTS Terapung Waduk Duriangkang.

Salah satu jenis energi terbarukan adalah energi surya. Energi surya berasal dari pancaran sinar matahari.

Matahari sendiri adalah komponen utama penggerak kehidupan di bumi.

Bukan sekadar menerangi bumi, semua siklus kehidupan di bumi memerlukan matahari seperti adanya angin, fotosintesis, maupun radiasi yang dipancarkan ke bumi.

Energi surya juga merupakan salah stau energi terbarukan dengan sumber yang sangat besar dan melimpah.

Energi surya dapat diubah menjadi energi listrik. Salah satu teknologi yang bisa mengubah pancaran sinar matahari menjadi listrik adalah panel surya fotovoltaik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com