Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tuvalu: Negara Tanpa Tentara, Keindahannya Tiada Tara

Kompas.com - 01/10/2021, 14:48 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Luasnya hanya 26 kilometer. Penduduknya hanya 10 ribuan orang. Tapi, siapa saja yang tinggal di sini dijamin akan betah.

Welcome to Tuvalu! Inilah surga kecil di kepulauan Polinesia.

Negara yang sebelumnya bernama Ellice Islands ini, berlokasi di kepulauan Samudera Pasifik.

Baca juga: Tak Ada Sistem Pertahanan Baku, Ini 5 Negara Tanpa Tentara

Tak ada tentara atau kekuatan militer di sini.

Tuvalu adalah negara anggota Commonwealth, yang berbentuk monarki parlementer, sehingga Inggris yang bertanggung jawab menjaga kedaulatannya.

Dilansir situs Tuvalu Island, negara terkecil keempat setelah Vatikan, Monako, dan Nauru ini,
terdiri dari sembilan pulau kecil.

Semuanya tersebar lebih dari 500 ribu mil persegi di Pasifik barat, tepatnya di selatan khatulistiwa.

Pulau-pulau tersebut adalah Niulakita, Nukulaelae, Funafuti, Nukufetau, Vaitupu, Nui, Niutao, Nanumaga, dan Nanumea.

Baca juga: Tuvalu Tarik Pengakuan atas Dua WIlayah Georgia yang Memberontak

Transportasi antarpulaunya masih memakai perahu. Jadi keindahannya bisa sangat terasa. Terumbu karang manja, bisa diamati di antara lanskap laguna nan indah.

Tuvalu beribukota di Funafuti, yang jadi satu-satunya tempat dengan akomodasi dan transportasi.

Funafuti ditempati sekitar 56,6 persen populasi dari Tuvalu.

Selama Perang Dunia II, Tuvalu merupakan lokasi yang strategis bagi pasukan AS. Ini karena pulau-pulau terdekatnya, seperti Kiribati di Pasifik, ditempati pasukan Jepang.

Jadi tentara AS bisa leluasa melakukan pemantauan dan serangan.

Baca juga: Tolak Tawaran dari Perusahaan China, Tuvalu Mantap Mendukung Taiwan

Yang paling unik, Tuvalu punya domain tingkat atas yang berharga mahal, yakni (dot) tv.

Domain ini menghasilkan sekitar 2,2 juta dollar AS setiap tahun dari royalti.

Karena banyak perusahaan memakai domain ini, khususnya di bidang pertelevisian, domain ini menghasilkan sekitar 10 persen dari total pendapatan negara.

Sekali lagi, welcome to Tuvalu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com