Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Larang Anggotanya Selfie, Jalan-jalan, dan Berpakaian Keren karena Bisa Merusak "Ïmage"

Kompas.com - 27/09/2021, 15:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintahan Taliban melarang anggotanya berswafoto (selfie), jalan-jalan, atau berpakaian keren karena bisa merusak citra mereka.

Menteri Pertahanan Mawlawi Mohammad Yaqoob menekankannya dalam pidato Kamis (23/9/2021) buntut sebuah foto yang beredar.

Dalam foto itu, nampak sejumlah anggota muda milisi, diyakini mereka tidak pernah tinggal di perkotaan, menikmati dilihat oleh warga Afghanistan.

Baca juga: Taliban Larang Jenggot Pria Afghanistan Dicukur karena Melanggar Syariat

"Tetaplah fokus kepada tugas yang sudah diberikan kepada kalian," tegas Yaqoob seperti diberitakan Wall Street Journal.

"Kalian sudah merusak status kelompok ini, yang telah ditetapkan lewat darah para martir," lanjut si menteri pertahanan.

Yaqoob juga mengritik adanya anggota Taliban yang mengajak selfie salah satu seniornya kemudian mengunggahnya ke media sosial.

Dia menjelaskan jika sampai gambar tersebut tersebar, maka keamanan milisi yang merebut Afghanistan pada 15 Agustus itu bisa terancam.

Yaqoob mengatakan, semua anggota seharusnya lebih memerhatikan penampilan mereka, seperti jenggot, rambut, dan pakaian sesuai aturan dalam Islam.

Di Provinsi Helmand seperti dilaporkan BBC, milisi sudah mulai melarang salon rambut untuk mencukur jenggot pelanggannya.

Baca juga: Italia Tak Mau Akui Pemerintah Afghanistan Bentukan Taliban

Namun, foto yang viral memaparkan anggota Taliban ada yang mengenakan pakaian keren, kacamata, dan sneaker terbaru.

Dilansir Newsweek Minggu (26/9/2021), Yaqoob murka dan menyebut perilaku anggotanya mirip dengan gangster dan orang jahat di pemerintahan sebelumnya.

"Jika kita terus bertingkah seperti, atas kehendak Tuhan, maka kita bisa kehilangan nilai-nilai Islam kita," ujar dia.

Komentar Yaqoob terjadi di tengah rencana Taliban untuk menerapkan lagi serangkaian aturan ketat seperti periode 1996-2001.

Baca juga: Soal Taliban, Rusia Mengaku Sepakat dengan AS, China, dan Pakistan

Pada Sabtu (26/9/2021), milisi menggantung empat mayat pria yang mereka sebut penculik di alun-alun kota Herat.

Kemudian Mullah Nooruddin Turabi, sosok yang pernah menjadi polisi syariat berkata mereka mempertimbangkan menerapkan hukuman potong tangan untuk pencuri.

Kepada AP, Turabi mengeluhkan banyak pihak mengecam mereka karena memberlakukan aturan yang dianggap brutal.

"Tidak ada yang boleh mendikte seperti apa hukum yang kami terapkan. Kami akan mengikuti Islam dan menerapkan hukum dalam Alquran," tegasnya.

Baca juga: Taliban Gantung Mayat Terduga Penculik sebagai Peringatan di Kota Herat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com