Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2021, 08:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Perang Dunia II menciptakan banyak kisah horor, kekejaman, dan kebrutalan manusia, salah satunya adalah eksperimen senjata biologis Unit 731.

Unit 731 atau "Nana-san-ichi Butai" adalah nama divisi perang biologi dan kimia rahasia Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Divisi ini dipimpin oleh Jenderal Shito Ishii, seorang perwira medis tempur dengan reputasi hebat.

Sekitar 1930-an, melewati perang China-Jepang II hingga akhir Perang Dunia II, Unit 731 melakukan eksperimen brutal terhadap manusia yang merupakan tahanan perang dan penduduk desa di Harbin, China Timur Laut.

Unit 731 disamarkan sebagai Departemen Pencegahan Epidemi dan Pemurnian Air Tentara Kwantung atau "Kant?gun B?eki Ky?suibu Honbu".

Melansir Opindia, Unit 731 dimulai pada 1930-an setelah perang senjata biologis dilarang dalam Konvensi Jenewa pada 1925.

Baca juga: 2 September dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945

Tentara Kwantung saat itu menguasai sebagian besar China, dan terdapat markas besar Jepang di dekat distrik Pingfang di Harbin. Jepang hingga mengusir 8 desa untuk membuat fasilitas mereka.

Jepang memiliki Harbin sebagai lokasi eksperimennya karena dikatan sudah ada "subjek penelitian" di sana.

Unit 731 dimulai sebagai unit penelitian, menyelidiki efek penyakit dan cedera dari pertempuran angkatan bersenjata.

Subjek penelitian Unit 731 pada awalnya adalah sukarelawan, yang berasal dari para tentara, para kriminal, dan orang miskin setempat. Disebutkan Opindia, para sukarelawan itu sebelumnya mengisi formulir persetujuan untuk mendapatkan bayaran kecil.

Namun ketika stok sukarelawan semakin menipis, Unit 731 menggunakan para tawanan perang maupun sipil atau siapa pun yang bisa mereka dapatkan, dari tawanan China, Rusia, Korea, Mongolia, Kepulauan Pasifik, Asia Tenggara maupun Amerika.

Saat itulah, eksperimen Unit 731 semakin menggila, tak manusiawi. Unit 731 menganggap subjek penelitian bukan lagi manusia, mereka menyebut para "pasiennya" adalah "maruta" yang artinya balok kayu. Lalu, studi mereka adalah "studi maruta".

Dalam eksperimen Unit 731. [Via Wikimedia Commons]Via Wikimedia Commons Dalam eksperimen Unit 731. [Via Wikimedia Commons]

New York Times menerbitkan sebuah cerita dari eksperimen yang pernah dilakukan oleh Unit 731.

Pernah terjadi seorang ibu dan anak perempuan Rusia ditempatkan di dalam ruang kaca tebal yang kemudian sengaja diisi gas beracun. Sang ibu yang berusaha melindungi anaknya berbaring di atas anak perempuannya.

Di saat yang sama, para dokter Unit 731 di luar ruang kaca merekam dan mempelajari respon tubuh dari kedua korbannya yang kejang-kejang dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mereka mati.

Cerita lainnya datang dari seorang mantan pekerja media Jepang bernama Takeo Wano, ia bercerita bahwa terdapat "orang barat" yang tubuhnya dipotong secara vertikala menjadi dua bagian, kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca setinggi 1,8 meter berisi formaldehida.

Berikut eksperimen gila lainnya dari Unit 731, yang dilansir dari berbagai sumber:

Baca juga: 1 September dalam Sejarah: Invasi Jerman ke Polandia Picu Perang Dunia II pada 1939

Eksperiman Unit 731: hipotermia

Yoshimura Hisato, seorang ahli fisiologi yang ditugaskan di Unit 731, menaruh minat khusus pada hipotermia.

Sebagai bagian dari studi maruta-nya tentang cedera anggota badan, Hisato secara rutin merendam anggota badan para tahanan dalam bak air es dan menahannya sampai lengan atau kaki mereka membeku dan lapisan es terbentuk di atas kulit.

Menurut salah satu saksi mata yang dikutip dari All Thats Interesting bahwa anggota badan para tahanan sampai mengeluarkan suara seperti papan kayu yang retak ketika dipukul dengan tongkat.

Hisato kemudian mencoba berbagai metode untuk menghangatkan kembali para "pasiennya", seperti dengan menyirami anggota badan mereka dengan air panas, atau mendekatkan tubuh mereka ke api terbuka.

Hisato kadang juga hanya membiarkan "pasiennya" semalaman untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk darah mereka mencair sendiri.

Eksperimen Unit 731: penyebaran patogen atau wabah pada spesimen manusia hidup

Salah satu aspek paling berbahaya dari Unit 731 adalah pengujian senjata biologis pada populasi hidup untuk melancarkan perang. 

Para dokter Unit 731 di bawah komando Shiro Ishii menginfeksi tahanan dengan patogen dan mempelajari bagaimana penyakit itu menyebar di tubuh subjek penelitian mereka.

Untuk mempelajari infeksi mempengaruhi tubuh manusia, para dokter Unit 731 mengirim orang yang terinfeksi ke tahanan yang sehat. Terkadang, tikus yang membawa wabah pes juga dilepaskan di antara para tahanan.

Beberapa subjek penelitian sengaja diinfeksi dengan banyak patogen, untuk mengetahui reaksi silang dari berbagai penyakit.

Eksperimen Unit 731 tidak memiliki batasan moral apa pun. Untuk mempelajari penyebaran penyakit menular seksual seperti sifilis, dokter Unit 731 memaksa subjek penelitian untuk memperkosa dan menghamili tahanan wanita.

Beberapa wanita yang dipaksa hamil itu menjadi subjek penelitian untuk mempelajari perkembangan penyakit selama kehamilan dan penularan penyakit kepada janin. Janin, bayi baru lahir juga merupakan subjek uji Unit 731.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com