TOKYO, KOMPAS.com - Hisashi Ouchi disebut sebagai contoh manusia yang dipaksa hidup tersiksa demi penelitian, sampai dia sendiri bilang tak sanggup menanggungnya.
Tubuh Hisashi Ouchi terpapar radiasi tingkat sangat tinggi, jauh melebihi batas yang bisa diterima manusia, akibat kecelakaan nuklir di tempat kerjanya.
Tragedi yang dialami Hisashi Ouchi itu dikenal sebagai kecelakaan nuklir Tokaimura 1999 di Jepang.
Baca juga: Kisah Misteri Pandemi 1916, Penyakit Tidur yang Buat Banyak Orang Mati dalam Lelap
Namun, Hisashi Ouchi terus diupayakan hidup. Bahkan ketika jantungnya sudah berhenti berdetak, tim dokter dan peneliti menghidupkannya lagi.
Mereka meneliti Hisashi Ouchi sebagai manusia korban ledakan radiasi dalam jumlah besar.
Melansir History of Yesterday, Hisashi Ouchi adalah salah satu dari tiga karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tokaimura, yang terkena dampak parah dari kecelakaan pada 30 September 1999.
Menjelang tanggal 30 setiap bulan, staf di PLTN Tokaimura harus menjaga proses pelarutan dan pencampuran uranium oksida yang diperkaya dengan asam nitrat untuk menghasilkan uranil nitrat.
Produk yang diminta para bos PLTN itu harus siap tanggal 28.
Namun, karena waktu yang mepet, uranil nitrat tidak disiapkan dengan baik oleh staf. Mereka akhirnya menempuh banyak jalan pintas untuk memenuhi tenggat waktu yang diminta atasan.
Salah satu jalan pintasnya adalah mengolah produk dengan radioaktif sangat tinggi dengan tangan.
Mereka semua kurang pengalaman, dan akhirnya membuat kesalahan.
Baca juga: 8 Kisah Menarik Soal Alexander Agung, Murid Aristoteles hingga Jasad yang Diawetkan di Tong Madu
Selama proses pencampuran, senyawa tertentu harus ditambahkan ke dalam campuran, tetapi mereka menambahkan tujuh kali dari jumlah yang disarankan. Akibatnya reaksi berantai yang tidak terkendali terjadi di dalam larutan.
Alarm radiasi Gamma pun berbunyi, dan Hisashi Ouchi bersama dua rekannya langsung sadar mereka telah melakukan kesalahan, tetapi tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri.
Ketiganya terkena radiasi tingkat mematikan, jauh melebihi ambang batas manusia.