Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tato Wajah, Sumbat Hidung: Tradisi Menolak Cantik Suku Apatani India

Kompas.com - 11/06/2021, 13:04 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Perempuan dan kecantikan. Dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Semua perempuan dari belahan dunia mana pun, pasti punya sisi kecantikan tersendiri.

Termasuk perempuan Suku Apatani, yang tinggal di Dataran Tinggi Apatani, Arunachal Pradesh, India.

Banyak suku tersebar di "Negara Anak Benua Asia" ini, tapi perempuan Suku Apatani sering disebut yang tercantik dari semuanya. Kecantikannya khas, dan bisa dibilang hampir sempurna.

Meski begitu, tradisi suku ini sempat tak mengizinkannya. Para perempuan Apatani seolah dilarang cantik, menolak tampil sempurna.

Baca juga: Mencuri Istri Orang Sah-sah Saja Bagi Suku Woodabe di Afrika Barat

Mereka, dengan sengaja mengaburkan kecantikannya dengan tato wajah berwarna hitam, yang menjulur dari ujung dahi hingga dagu.

Yang paling ekstrem, mereka juga memakai penyumbat hidung khusus yang membuat kecantikannya berubah jadi keanehan.

Penyumbat hidung ini disebut Tippei. Berukuran lebih besar dari hidung, tapi pas menyumbat lubangnya.

Terbuat dari gumpalan tinta hitam yang dicampur lemak babi dan butiran arang yang halus, Tippei, dipakai para perempuan setiap harinya.

Sebentuk "kecantikan" yang tidak biasa. Sebuah "kecantikan" yang menolak tunduk pada definisi aslinya.

Baca juga: Tradisi 1 Istri Banyak Suami di Himalaya, Dipicu Faktor Ekonomi dan Lahan

Awalnya, kecantikan yang luar biasa dari perempuan suku ini diterima sebagai anugerah.

Tapi saking memesonanya, banyak huru-hara karena mereka sering diculik suku tetangga dan dijadikan istri.

Sejak saat itulah, perempuan suku ini memilih menato wajah mereka, sekaligus menutup hidung mereka sejak belia, agar kecantikan itu memudar.

Diculik untuk kemudian dijadikan istri secara terpaksa jelas amat menyakitkan. Karena itulah, mereka mengorbankan kecantikannya, demi tetap bertahan dengan terhormat di suku mereka.

Baca juga: Tradisi Tato Tubuh di Filipina, Tukang Tatonya Berusia 100 Tahun

Perempuan Suku Apatani jelas masih bisa bernafas, karena bahan Tippei memungkinkan untuk itu.

Dalam setiap hembus nafas kecil mereka yang tersumbat, ada keyakinan, ada kepercayaan bahwa yang mereka lakukan benar adanya.

Tradisi ini pun bertahan melintasi generasi.

Baca juga: Tradisi Unik Suku Miao China, Pakai Wig Berbentuk Tanduk Sapi dari Rambut Leluhur

Tapi pada 1970, Pemerintah India resmi melarang tradisi unik ini.

Sekarang, tradisi ini memang hampir punah. Larangan pemerintah, efektif memangkas kepercayaan mereka.

Tapi, beberapa perempuan berusia sepuh masih mempertahankannya, tak peduli para generasi muda perlahan sudah melupakan tradisi ini--memilih tidak menolak kecantikan yang memang sudah diberikan sebagai anugerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com