MOSKWA, KOMPAS.com - Insiden tenggelamnya Kursk menjadi kecelakaan kapal selam terparah di Rusia, yang menewaskan 118 orang.
Pada Agustus 2000 kapal selam nuklir Rusia, Kursk, tenggelam ke dasar Laut Barents setelah dihantam rudal kapal perusak Rusia dalam latihan.
Dalam surat kabar Jerman Berliner Zeitung edisi Jumat (8/9/2000) yang dilansir Harian Kompas pada 9 September 2000, dilaporkan bahwa Kursk tenggelam akibat rudal Granit yang dikendalikan radar dan ditembakkan kapal nuklir kelas Kirov, Peter the Great (Peter Agung).
Baca juga: KRI Nanggala Hilang Kontak, Berikut Insiden Melibatkan Kapal Selam 6 Tahun Terakhir
Insiden itu terjadi pada 12 Agustus 2000 sewaktu Armada Utara Rusia sedang latihan.
Laporan itu dan kesimpulannya lalu diserahkan ke Presiden Vladimir Putin pada 31 Agustus 2000, tetapi sampai sekarang penyebab pasti tenggelamnya Kursk masih misteri.
Namun laporan itu kemudian diperlunak dan dikatakan mungkin akibat tabrakan di bawah laut.
Kontroversi lainnya yang diberitakan AFP pada Rabu (21/4/2021), otoritas Rusia menolak bantuan dari kapal Angkatan Laut Inggris dan Norwegia.
Alhasil, 118 pelaut di kapal selam Kursk tewas. Mayoritas meninggal saat kecelakaan, dan ada beberapa yang masih bertahan hidup selama sekian hari.
Para pelaut yang masih sempat bertahan itu menulis catatan harian dengan darah untuk orang-orang yang mereka cintai, kemudian mati lemas.
"Ini adalah musibah terburuk Angkatan Laut Rusia," tulis AFP.
Baca juga: [Cerita Dunia] Banjir Sungai Yangtze Tewaskan 3,7 Juta Orang, Terparah di Dunia
Artikel Berliner Zeitung yang dilansir Harian Kompas menyatakan, laporan terinci memperlihatkan kapal jelajah menembakkan peluru kendali yang dilengkapi dengan sistem pemburu baru.
Rudal itu menerobos air sekitar 20 km jauhnya waktu ledakan bawah air dicatat di atas kapal perusak, kemudian disusul lagi ledakan lain.
"Kedua ledakan itu seharusnya tampak dari anjungan kapal perusak. Di atas kapal itu, para awak semula mengira ledakan kedua itu bagian dari latihan."
"Namun, komisi peneliti FSB menulis dalam laporan, mereka menduga posisi Kursk dan rudal Granit sangat bertepatan pada kedalaman 400 meter," tulis surat kabar tersebut.