Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: 7 Wanita Berpengaruh dari Zaman Keemasan Peradaban Islam

Kompas.com - 21/04/2021, 16:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Selama ribuan tahun perempuan berdaya sudah ada untuk meninggal jejak sejarah di masyarakat mereka.

Dalam Peradaban Islam, para perempuan berdaya dengan beragam latar belakang, bekerja bersama, baik dengan perempuan lainnya maupun pria, untuk memajukan komunitas mereka.

Ada perempuan yang memperjuangkan bidang pendidikan dan budaya, seperti Fatima al-Fihri. Sedangkan, ada yang unggul di bidang matematika, seperti, Sutayta al-Mahamili.

Sementara, ada yang terdepan berperan di politik dan menguasai wilayah penting dalam Peradaban Islam, seperti Labana dari Cordoba (Spanyol), Sitt Al-Mulk dari Mesir, Melike Mama Hatun dari Turki, Razia (atau Raziyya) Sultana dari India. Lalu, masih banyak lainnya.

Berikut 7 perempuan berdaya dari Zaman Keemasan Peradaban Islam yang dilansir dari 1001 Inventions:

Baca juga: Perempuan Berdaya: 5 Petarung Wanita dari Zaman Kuno yang Mengukir Sejarah

1. Fatima Al-Fihri: pendiri universitas pertama di dunia

Pada abad ke-9, ada wanita bernama Fatima al-Fihri. Ia bermigrasi dengan ayahnya Mohamed al-Fihri dari Qayrawan di Tunisia ke Fez di Maroko.

Dia tumbuh bersama saudara perempuannya dalam sebuah keluarga terpelajar, di mana ia belajar Fikih dan Hadis.

Fatima mewarisi sejumlah besar uang dari ayahnya, yang digunakannya untuk membangun masjid bagi masyarakat.

Didirikan pada 859, masjid Qarawiyin menjadi masjid tertua dan universitas pertama di dunia.

Banyak siswa melakukan perjalanan dari seluruh dunia menuju masjid Qarawiyin, untuk mempelajari studi Islam, astronomi, bahasa, dan sains.

Angka Arab mulai dikenal dan digunakan di Eropa melalui universitas ini. Ini hanyalah salah satu contoh penting peran perempuan dalam kemajuan pendidikan dan peradaban dunia.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Mary Phelps Jacob, Penemu Bra Pertama Pengganti Korset

2. Al-Ijliya: pembuat astrolab

Al-Ijliya adalah salah satu wanita yang berkontribusi dalam pembuatan astrolab, yaitu instrumen astronomi zaman dahulu yang digunakan oleh astronom, navigator, dan astrolog pada era klasik.

Pada zaman dahulu astrolab adalah hasil dari salah satu cabang ilmu terapan yang bermartabat tinggi.

Atas perannya, wanita dari Aleppo (Suriah) yang hidup pada abad ke-10 ini dikenal dengan nama Mariam Al-Asturlabi Al-Ijliya.

Ia berprofesi mengikuti jejak ayahnya dan bekerja di istana Sayf al-Dawlah, salah satu penguasa Hamdanid yang kuat di Suriah utara yang menjaga perbatasan dengan kekaisaran Bizantium pada abad ke-10 Masehi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com