Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KISAH INSPIRASI ISLAM] Meneladani Sifat Umar bin Khattab

Kompas.com - 17/04/2021, 16:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MEKKAH, KOMPAS.com - Sebagai khalifah kedua khulafaur rasyidin (13-23 H atau 634-644 M), ada banyak keteladanan yang bisa kita contoh dari Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab dilahirkan di kota Mekkah. Ia berasal dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu.

Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi, dan ibunya Hantamah binti Hasyim.

Baca juga: Masa Kekhalifahan Umar bin Khattab

Umar dikenal sebagai seorang yang istimewa, sebelum masuk Islam dia adalah orang yang sangat disegani dan dihormati penduduk Mekkah dan menjadi penentang utama Islam, tetapi setelah masuk Islam ia menjadi musuh utama para penentang Islam yang ditakuti.

Muhammad Farkhan Mujahidin dosen Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta menerangkan, keberanian Umar bin Khattab menantang orang-orang kafir Quraisy ditunjukkan dengan perkataannya yang menggetarkan.

"Siapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim, maka halangilah saya untuk hijrah." Maka, tak seorang pun yang berani menghalangi Umar melakukan hijrah, tulish Farkhan kepada Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Sikap berani dan tegas Umar bin Khattab tidak saja ditunjukkan dalam melakukan perlawanan dan ancaman kepada orang-orang kafir, tetapi juga tindakan tegas dalam memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang yang selalu meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran.

Dikisahkan di dalam sejarah pertempuran di Yarmuk yang terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, merupakan pertempuran terdahsyat yang sangat menentukan nasib wilayah Suriah dan Palestina.

Khalid bin Walid sebagai panglima saat itu tiba-tiba dihentikan oleh Umar bin Khattab dan digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah.

Baca juga: Sejak Zaman Umar bin Khattab, Ada Imbauan untuk Hindari Zona Merah Wabah

Hal itu dikhawatirkan Umar jika umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya.

Khalid bin Walid dikisahkan sebagai seorang yang kelewat bernafsu di medan tempur dan tidak menimbang nyawa. Itulah salah satu faktor yang menyebabkannya dipecat.

Umar berkata kepada Khalid, "Saya memecat Anda bukan karena ragu akan kemampuan Anda, tetapi karena orang-orang telah terpesona oleh Anda, hingga Anda akan didewakan orang."

Kultus inilah yang dikhawatirkan Umar bin Khattab, karena akan menganggu keikhlasan Khalid dalam berjihad.

Meskipun belakangan diketahui bahwa hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid dengan mengatakan, “Saya berjihad bukan karena Umar, tetapi karena Allah,” sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin halaman 144-145 karya Joesoef Sou’yb (1979).

Khalid sadar bahwa betapa pun dirinya melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh, berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, jika hal itu dilakukan karena Umar maka tidak akan ada nilainya di hadapan Allah.

Baca juga: Kisah Perang Salib: Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com