Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Tak Pakai Vaksin Covid-19 Buatan China, Ini Alasannya

Kompas.com - 26/03/2021, 20:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Vaksin virus corona buatan China telah disuntikkan kepada jutaan orang di berbagai negara. Mengapa negara Barat termasuk Australia tidak memakainya?

Media milik Pemerintah China melaporkan bahwa hingga akhir Februari 2021, negara itu telah mengekspor vaksin buatan mereka ke 28 negara, mulai dari Indonesia, Brasil, Mesir, UEA, Pakistan, Filipina, Kamboja, Nepal, Sierra Leone, Zimbabwe, hingga Chili.

Semuanya merupakan negara yang kurang makmur dan sangat membutuhkan vaksin. Sementara negara kaya seperti Australia lebih memilih vaksin buatan Inggris, Eropa dan Amerika Serikat.

Baca juga: Survei YouGov: Rusia Produsen Vaksin Tepercaya, Sputnik V Paling Dikenal

Vaksin buatan China tidak membuka peluang tinjauan sejawat (peer-reviewed) sehingga mendorong kekhawatiran pakar kesehatan. Tapi apakah skeptisisme negara Barat hanya disebabkan oleh hal ini?

Bagaimana pandangan negara yang tidak punya pilihan konkret tentang vaksin China?

Tidak transparan menurut standar Barat

Kepala bagian epidemiologi Deakin University, Profesor Catherine Bennett, menjelaskan Australia belum mendapat informasi yang terverifikasi secara independen tentang vaksin China.

"Kita tak dapat melihat adanya transparansi yang sama dalam pengujian vaksin dan tindak lanjutnya", katanya.

Prof Catherine menambahkan bahwa uji coba tindak lanjut di masyarakat merupakan bagian penting untuk memastikan apakah setelah vaksinasi ditemukan adanya kejadian buruk yang perlu diketahui.

Baca juga: India Tahan Semua Ekspor Utama Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Distribusi Covax Terancam

Meski demikian, negara-negara yang menggunakan vaksin China harus memilih antara vaksin yang belum ditinjau menurut standar Barat dan risiko menunggu lama sampai bisa mendapatkan vaksin lain.

Vaksin tersebut juga telah digunakan di China, katanya, sehingga harusnya dapat memberikan jaminan keamanan.

"Meskipun mungkin tidak memadai untuk badan regulator seperti di Australia, bisa jadi China sudah tahu vaksinnya berhasil, dan mereka memiliki pasokan yang cukup dan dapat menyediakannya dengan harga yang murah," katanya.

Terpengaruh adanya tekanan politik

Pengamat politik dari Australia National Universituy Dr Graeme Smith menjelaskan alasan meragukan vaksin China karena adanya tekanan politik terhadap ilmuwan di sana untuk segera mendapatkan hasil.

"Jika ada kepentingan politik, dengan penekanan bahwa China harus memiliki vaksin yang efektif, tentunya ada dorongan untuk mempercepat proses [pembuatan vaksin]," kata Dr Greame.

Baca juga: Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Buatan China, Klinik di Hong Kong Dihukum

Namun, dia menambahkan adanya unsur rasisme dalam liputan negatif di media Barat tentang vaksin China.

"Selain itu, ada kemarahan terhadap China yang dilihat sebagai sumber pandemi tapi tidak mau mengakuinya. Hal itu banyak mewarnai liputan media," ujarnya.

Sementara itu menurut dosen Sydney University Dr Minglu Chen, ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi Barat terhadap vaksin China.

Dr Minglu menyebut persaingan politik antara China dan Barat juga berperan. "Saya merasa ketegangan hubungan bilateral merupakan faktor utamanya," katanya.

Dr Minglu mengatakan, Pemerintah China pun menghadapi masalah yang sama dengan negara lain dalam meyakinkan penduduknya bahwa vaksinnya aman dan efektif.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com