Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Hama Belalang di Pakistan, China Kerahkan 100 Ribu "Tentara" Bebek

Kompas.com - 28/02/2020, 16:11 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

XINJIANG, KOMPAS.com - China berencana melawan hama belalang yang sedang melanda di Pakistan, dengan mengirim 100.000 "tentara" bebek.

Kabar itu berembus setelah Islamabad mengumumkan keadaan darurat, buntut serangan kawanan belalang itu adalah yang terburuk dalam 20 tahun terakhir.

Idenya mungkin terdengar konyol, tetapi "senjata biologis" ini dianggap lebih efektif daripada pestisida. Sebab, satu ekor bebek dapat memangsa lebih dari 70 belalang sehari. Itu yang dikatakan Lu ke Bloomberg.

Baca juga: Profil Anya Geraldine, Selebgram Peternak Lele dan Bebek

"Bebek suka tinggal dalam kelompok, sehingga mereka lebih mudah dikelola daripada ayam," terangnya pada media China.

Pasukan bebek ini akan memulai misinya dari daerah Xinjiang yang gersang dan kering, sebelum berangkat ke Pakistan.

Di Pakistan, 100.000 "tentara" bebek tersebut akan menjalani misi di provinsi Sindh, Balochistan, dan Punjab.

Dilansir dari BBC Kamis (27/2/2020), Pakistan telah mengumumkan keadaan darurat awal bulan ini dengan mengatakan bahwa jumlah belalang meningkat drastis.

Hama belalang ini juga meresahkan warga di bagian timur Arika, karena telah merusak tanaman mereka.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Kanibalisme Belalang Sembah, Kepala Jantan Dimakan Usai Bercinta

Menghentikan hama belalang sangat penting bagi Cina karena negara pimpinan Xi Jinping tersebut berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Selatan.

Banyak dukungan, tapi tidak luput dari kritikan

Pasukan bebek ini menarik perhatian rakyat China, dengan banyaknya jumlah views di media sosial Weibo.

Sampai Kamis (27/2/2020) video yang ditampilkan telah disaksikan oleh 520 juta penonton, menurut pantauan The Guardian.

Begitu juga dengan video yang beredar di situs microblogging Twitter, banyak orang yang mengomentarinya.

"Saya suka pertempuran ini, sangat organik," ucap salah satu akun di twitter, dikutip dari New York Post.

"Saya sangat kagum dan terkesan dengan solusi yang dihasilkan Cina dalam menghadapi tantangan," tulis akun lainnya.

Meski banjir tanggapan positif, tapi beberapa ahli meragukan cara ini akan berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com