Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Maret, Siapa Perdana Menteri Malaysia Akan Diketahui

Kompas.com - 28/02/2020, 15:15 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Parlemen Malaysia akan melakukan pengumpulan suara pada Senin (2/3/2020) untuk memilih perdana menteri selanjutnya.

Pengumpulan suara ini diadakan untuk mengakhiri kekosongan kekuasaan, tapi jika tidak ada kandidat yang mendapat dukungan mencukupi, akan dilakukan pemilihan dini. Demikian keterangan Mahathir Mohamad yang dilansir AFP.

Drama terjadi di kursi pemerintahan Malaysia, saat Mahathir Mohamad mundur sebagai perdana menteri pada Senin (24/2/2020). Situasi kemudian memanas ketika koalisi Pakatan Harapan pecah kongsi.

Mahathir dan mantan seteru politiknya, Anwar Ibrahim, sekarang turun ke arena perebutan kekuasaan. Persaingan ini hidup kembali setelah 20 tahun lamanya.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Mahathir Sendiri yang Ingin Keluar dari Pakatan Harapan

Pasangan ini sempat bersatu di pemilu 2018, untuk menggulingkan pemerintahan Najib Razak yang terjerat kasus korupsi 1MDB (1Malaysia Development Berhad).

Raja Malaysia telah menunjuk Mahathir sebagai Perdana Menteri Sementara Malaysia, dan menanyai anggota parlemen negara untuk mengetahui siapa yang mereka dukung.

Namun Mahathir berkata, tidak ada kandidat yang mendapat dukungan mencukupi. Sebab seorang kandidat harus didukung minimal 112 anggota parlemen agar menjadi perdana menteri.

"Raja mengatakan bahwa forum akan digelar di parlemen," kata Mahathir pada Kamis (27/2/2020) dikutip dari AFP.

Pemimpin tertua di dunia itu menambahkan, jajaran legislatif akan bertemu pada Senin (2/3/2020) untuk menentukan siapa yang akan jadi perdana menteri.

"Namun jika parlemen gagal mendapat kandidat dengan suara mayoritas, maka harus dilakukan pemilihan dini," sambung politisi berusia 94 tahun tersebut.

Baca juga: Mahathir Mohamad Merasa Belum Waktunya Mundur

Aliansi Pakatan Harapan, koalisi yang tengah berkuasa saat ini dan mendukung Anwar Ibrahim untuk jadi perdana menteri, mengkritik langkah itu.

Setelah pertemuan darurat, Pakatan Harapan mengatakan bahwa panggilan untuk sidang parlemen khusus guna memilih perdana menteri berikutnya adalah "tantangan terhadap hak dan kekuasaan raja".

Mahathir tampak memiliki dukungan kuat untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia. Dia juga telah mengumumkan untuk membentuk pemerintahan nasional yang bersatu, dan bersedia kembali jadi pemimpin.

Akan tetapi idenya ini ditentang oleh para pemimpin di seluruh spektrum politik Negeri "Jiran".

Beberapa di antara mereka menyatakan keprihatinan bahwa itu akan memberinya terlalu banyak kekuasaan.

Baca juga: Mahathir Mohamad Ingin Bentuk Pemerintahan yang Pro pada Kepentingan Nasional

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com