Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Codogno, Kota Berjuluk "Wuhannya Italia", di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 26/02/2020, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

CODOGNO, KOMPAS.com - Jalanan begitu sepi. Sekolah-sekolah ditutup, daun jendela di restoran dan toko juga tidak dibuka di Codogno.

Begitulah suasana di kota kecil kawasan utara Italia itu ketika wabah virus corona menghantam, menjadikan tempat itu sebagai kota hantu.

"Ini adalah hal normal baru. Tidak ada yang boleh masuk. Tidak ada yang boleh keluar," kata salah satu warga bernama Antonio Bernocchi.

Baca juga: Virus Corona di Italia Utara, Uni Eropa Belum Batasi Perjalanan Wisatawan

Dia mengungkapkan suasananya begitu berbeda. Semua tempat tertutup dengan hanya sedikit orang beraktivitas, yang memandang satu sama lain secara aneh.

Kota kecil dengan populasi 15.000 jiwa, Codogno dianggap sebagai lokasi awal penyebaran virus corona di Italia pada pekan lalu.

Sosok yang pertama kali menyebarkannya disebut merupakan seorang pria berusia 30-an akhir, di mana dia terinfeksi dari temannya yang baru saja kembali dari China.

Kota di Provinsi Lombardy itu ditutup bersama dengan 10 kota lainnya di area utara, di mana polisi memasang pos pemeriksaan dan warga menganre membeli makanan.

Harian lokal menyebut Codogno sebagai "Wuhannya Italia". Merujuk pada kota di China yang menjadi asal penyebaran virus corona.

Tetapi bagi 50.000 warga di gugusan desa dan kota di kawasan, mereka berusaha menyesuaikan diri dan menjalani kehidupan seperti biasa.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Capai 7 Orang, Italia Buru Penyebar Super

Bernocchi menuturkan, segalanya terjadi begitu cepat. Dalam 24 jam, mereka langsung mendapati kabar dua korban meninggal dan puluhan lainnya tertular.

Kemudian dalam 48 jam, mereka diisolasi dan dikarantina. "Pertama satu kota, kemudian dua, kemudian empat, 10, dalam sekejap mereka melabelinya 'daerah bencana'," kata Bernocchi.

Dia melanjutkan selama masa isolasi, dia menghabiskan waktu di rumah bersama istri dan dua anaknya setelah sekolah mereka ditutup.

"Saya tidak ingin panik. Tentu tidak mudah. Tapi ini adalah situasi yang kami hadapi sekarang, dan kami harus menjalaninya," jelasnya.

Teater dan bioskop ditutup, dengan tradisi paling meriah di Negeri "Pizza", seperti pertandingan sepak bola dan misa, juga dibatalkan.

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Korea Utara Pasang Pengeras Suara, Minta Warganya untuk Bersih-bersih

"Saya memutuskan untuk menghentikan semua misa. Kota kami berubah menjadi kota hantu," kata Iginio Passerini, imam di Codogno.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com