Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Ritual Rabu Abu di Filipina Berubah

Kompas.com - 26/02/2020, 15:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Gereja Katolik di Filipina merayakan Rabu Abu dengan melakukan perubahan dalam ritual di tengah wabah virus corona.

Dalam misa, umat akan menunduk di mana prodiakon bakal menaburkan abu di atas kepala mereka, bukan dengan membentuk tanda salib.

Para pemimpin gereja Katolik di Filipina menginstruksikan terdapat adaptasi dalam misa Rabu Abu sebagai bentuk perlindungan dari virus corona.

Baca juga: Presenter TV di Rusia Lawan Virus Corona dengan Lagu

Sejak menyebar pada Desember 2019, negara yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte melaporkan adanya tiga kasus infeksi dengan satu korban meninggal.

Dilansir AFP (26/2/2020), selain menaburkan abu di kepala, umat juga diminta untuk tidak berpegangan tangan selama misa berlangsung.

"(Adaptasi) ini membuat saya nyaman," ujar Wendy Tamidles, mahasiswi 19 tahun yang ikut berbaris bersama ribuan orang lainnya di Gereja Baclaran.

Rabu Abu menjadi penanda dimulainya masa Prapaskah, menjelang Paskah, di mana umat Katolik mempunyai tanda salib di dahi mereka.

Sekitar 80 persen dari warga Filipina adalah penganut Katolik, yang dalam setiap perayaan Paskah menampilkan momen penyaliban Yesus secara sesungguhnya dan mengerikan.

Dalam sejumlah aturan untuk mencegah penularan, pejabat gereja juga meminta umat untuk tidak memegang atau pun mencium salib.

"Kami sangat berhati-hati sehingga Covid-19, nama resmi dari penyakit itu, tidak sampai menjangkiti kami," tegas Victorino Cueto, rektor gereja Baclaran.

Namun pada satu umat, pria 62 tahun bernama Roberto Moreno, kebijakan untuk tidak melakukan kontak fisik tidak berlaku untuknya.

"Pesannya tetaplah sama: Dari debu tanah kita dibuat, dan pada waktunya kita akan menjadi debu tanah," tegas Moreno.

Baca juga: Tentara AS yang Bertugas di Korea Selatan Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com