Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul 142 Kasus Baru, Korban Infeksi Virus Corona Korea Selatan Capai 346 Orang

Kompas.com - 22/02/2020, 13:51 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

DAEGU, KOMPAS.com - Kasus infeksi virus corona di Daegu, Korea Selatan meningkat sebanyak 142 lebih kasus baru pada Sabtu (22/02/2020).

Lonjakan ini lebih tajam dari sebelumnya dengan lebih dari setengah kasus baru terkait dengan rumah sakit di kota selatan.

Angka kasus secara keseluruhan di Korea Selatan sebanyak 346 merupakan tertinggi kedua di luar daratan China. Pertama diduduki oleh Jepang sebanyak 727 kasus infeksi nasional.

Dari angka 346 itu, lonjakan tertinggi berada di sebuah rumah sakit dii Cheongdo setelah lonjakan serupa di antara anggota sekte agama di kota Daegu terdekat.

Baca juga: Kisah Korban Selamat Virus Corona (1): Badan Saya Mulai Hangat, Saya Panik

"Sebanyak 92 kasus dari kasus-kasus baru yang ada, terkait dengan pasien atau staf rumah  sakit di Cheongdo," Ungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan.

Otoritas Korea Selatan melaporkan kematian kedua akibat virus corona pada Sabtu ini. Kedua pasien yang tewas tidak sabar selama berada di rumah sakit.

Lebih dari 150 anggota Shincheonji Jesus of Church juga terinfeksi dimulai dari wanita lansia berusia 61 tahun yang mengalami demam pada 10 Februari silam dan menghadiri empat ibadah sebelum terkena virus corona.

Baca juga: Sekte Sesat yang Pemimpinnya Mengaku Pakai Jubah Yesus Dianggap Asal Virus Corona di Korsel

Walikota Daegu, kota terbesar keempat di  Korea Selatan dengan populasi sekitar 2,5 juta orang telah meminta warganya untuk berada di rumah sementara akses ke pangkalan militer utama AS di daerah itu telah dibatasi.

Cheongdo, sekitar 27 kilometer selatan Daegu, adalah tempat kelahiran pendiri Shincheonji, Lee Man-hee. Pejabat daerah mengatakan bahwa pemakaman tiga hari diadakan untuk saudaranya tiga minggu lalu di sebuah aula milik rumah sakit.

Shincheonji sering dituduh sebagai aliran sesat dan mengklaim pendirinya, Lee telah mengenakan jubah Yesus Kristus dan akan membawa 144 ribu orang bersamanya ke surga pada hari penghakiman.

Tetapi dengan lebih banyak anggota gereja daripada tempat yang tersedia di surga, mereka dikatakan harus bersaing untuk mendapatkan tempat di surga dan mengejar orang yang insaf secara berkelanjutan dan rahasia.

Presiden Moon Jae-in pada hari Jumat menyerukan "penyelidikan menyeluruh" dari semua orang yang menghadiri upacara pemakaman dan Shincheonji.

Pemerintah pusat pada Jumat (21/02/2020) telah mendeklarasikan Daegu dan Cheongdo sebagai "zona manajemen khusus", dengan Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan wilayah itu akan didukung oleh tenaga medis, tempat tidur dan peralatan juga pertemuan kabinet sebanyak tiga kali seminggu untuk membahas wabah tersebut.

Pihak berwenang di Seoul melarang demonstrasi di tiga lokasi utama dengan alasan kesehatan dan keselamatan.

Garnisun tentara AS di Daegu, sebuah benteng pertahanan kota, yakni tempatnya sekitar 10 ribu tentara, warga sipil dan anggota keluarga tinggal atau bekerja - telah membatasi akses dan menginstruksikan pasukan Amerika yang baru-baru ini menghadiri layanan Shincheonji ke karantina sendiri.

Baca juga: Penularan Virus Corona Mulai dari Darah, Tinja Sampai Aerosol

Shincheonji menawarkan permintaan maaf, menangguhkan layanan ibadah dan pertemuan di seluruh dunia.

"Kami sangat menyesal bahwa karena salah satu anggota kami, yang menganggap kondisinya sebagai pilek karena dia tidak bepergian ke luar negeri, menyebabkan banyak orang di gereja kami terinfeksi dan dengan demikian menimbulkan kekhawatiran kepada masyarakat setempat," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Tetapi pemimpinnya, Lee, mengatakan kepada para pengikutnya bahwa wabah itu "disebabkan oleh Iblis" dan membandingkannya dengan kisah dalam Alkitab tentang pengujian terhadap Nabi Ayub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com