Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria Penembak Paus Yohanes Paulus II, Sempat Lega Sang Paus Masih Hidup

Kompas.com - 15/02/2020, 17:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

ISTANBUL, KOMPAS.com - Mehmet Ali Agca mengaku senang ketika targetnya, Paus Yohanes Paulus II, tidak tewas ketika ditembak pada 1981 silam.

"Penembakan itu merupakan takdir. Dan takdir pula dia (Paus) selamat. Saya senang dia tidak mati," ucap Agca.

Dalam wawancaranya yang dilansir dari Daily Mirror, Agca (62) merasa dirinya sedih ketika sang Paus wafat pada 2005.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Karol Wojtyla Dilantik Menjadi Paus Yohanes Paulus II

"Dia seperti kakak bagi saya. Ketika dia wafat, saya merasa salah satu kakak atau kawan karib saya telah pergi," kisahnya dilansir pada Jumat (14/2/2020).

Sejak penembakan 38 tahun silam itu, Agca kini tinggal di Istanbul, Turki, di sebuah apartemen kecil di pinggir kota yang tenang.

Setelah 29 tahun dipenjara, dia meninggalkan masa lalunya dan kini para tetangga mengenal Agca sebagai pria yang baik dan suka memberi makan kucing juga anjing jalanan.

Agca mengaku bahwa dirinya masih terus memikirkan perbuatannya yang telah melukai Paus Yohanes Paulus II. "Saya sering memikirkannya. Tidak setiap hari tapi sangat sering."

"Saya orang baik sekarang," ujarnya, "Saya mencoba untuk hidup sebagaimana mestinya. Ketika saya menembak Paus, usia saya masih 23 tahun. Saya masih sangat muda dan bodoh."

Agca mengaku kalau dirinya tidak menggunakan logika ketika menembakkan peluru tepatnya pada 13 Mei 1981.

Baca juga: Bosnia Resmikan Patung Paus Yohanes Paulus II

Kenangan buruk penembakan yang dilakukan Agca rupanya juga mengantarnya pada cerita kenangan manis bersama kekasihnya saat itu, Edith.

Edith, perempuan asal Inggris yang menjadi kekasih Agca selama lima bulan sebelum dia menyerang Paus asal Polandia itu di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Dia mengaku tidak bisa jujur kepada pacarnya ketika dia berencana menyerang Paus. Menurutnya, itu akan terdengar sangat buruk dan tidak adil.

Agca berjumpa dengan kekasihnya, Edith yang ditemuinya pertama kali di Tunisia pada Desember 1980.

Mereka bertemu di Hotel Intercontinental di Hammonasset. Saat itu Agca memakai identitas palsu dengan paspor yang bernama Farouk.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Paus Yohanes Paulus II Ditembak

Agca mengatakan, dia sengaja tidak memberi kabar kepada Edith untuk mencoba membunuh Paus dengan nama asli Karol Josef Wojtyla.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com