Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akui Alami "Kekurangan" dalam Memerangi Virus Corona

Kompas.com - 04/02/2020, 11:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS,com - Pejabat top China mengakui, negaranya mengalami "kekurangan" dan "tantangan" dalam memerangi virus corona yang membunuh lebih dari 400 orang.

Terdapat kasus 64 kasus kematian baru yang terjadi dalam 24 jam terakhir (3/2/2020), dan membuat korban meninggal mencapai 425 orang.

Korban meninggal di China itu melampaui 349 yang merupakan catatan kematian akibat wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.

Baca juga: Penjara dan Denda Rp 1 Miliar Menanti bagi Penyebar Hoaks Virus Corona

Virus corona itu juga menyebar lebih dari 20 negara, dengan para pemimpin setempat memberlakukan aturan perjalanan yang ketat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat, dengan korban meninggal di luar Negeri "Panda" diumumkan di Filipina, di mana menimpa pria 44 tahun asal Wuhan.

Beijing pun menuduh AS menyebar kepanikan ketika mengumumkan status darurat di negaranya, dan melarang warga asing yang punya riwayat pergi ke China dalam 2 pekan terakhir untuk datang.

Komite Tetap Politbiro meminta adanya peningkatan sistem manajemen darurat nasional di tengah upaya memerangi virus, dilansir Xinhua.

Dikutip AFP Selasa (4/2/2020), mereka mengakui adanya "kekurangan dan tantangan" yang terungkap ke publik di tengah usaha pencegahan yang dilakukan.

"Sangat penting untuk memperkuat pengawasan pasar, menerapkan larangan, serta menindak pasar perdagangan hewan liar ilegal," ujar komite.

Baca juga: Unair Punya Alat Pendeteksi Virus Corona dengan Akurasi 99 Persen

Komite Politbiro juga menekankan kebutuhan mendesak alat-alat medis yang harus segera dicukupi. Seperti pakaian hazmat, masker operasi, dan goggle.

Otoritas di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta sudah memerintahkan setiap warganya untuk mengenakan masker.

Namun, pabrik yang bisa memproduksi masker hingga 20 juta unit per hari, saat ini dilaporkan hanya bisa memenuhi kebutuhan 60-70 persen.

Juru bisa kementerian industri Tian Yulong mengatakan, permintaan dan penawaran berada di "angka yang tipis" menyusul penambahan durasi Libur Tahun Baru Imlek.

Tian menuturkan, kenyataan di lapangan itu membuat pemerintah mulai bergerak dengan mencari suplai masker dari Eropa, Jepang, hingga AS.

Selain itu, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Kazakhstan, hingga Hongaria mulai mendonasikan peralatan medis mereka.

Baca juga: Berusaha Peringatkan akan Wabah Virus Corona, Dokter Ini Didatangi Polisi

Halaman:
Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com