Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Teror di Streatham Tusuk 2 Orang Setelah Bebas dari Penjara

Kompas.com - 03/02/2020, 18:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Pelaku teror di Streatham, London, Inggris, menusuk dua orang setelah beberapa hari sebelumnya dibebaskan dari penjara.

Suddesh Amman ditembak mati oleh polisi di Jalan Raya Streatham pada Minggu siang waktu setempat (2/2/2020) setelah melukai dua orang.

Amman sudah berada dalam pengawasan sebelum kemudian menusuk dua orang. Polisi menyatakan dari jenazahnya, mereka mendapati dia memakai bom bunuh diri palsu.

Baca juga: Teror Streatham, Pria Ini Ditembak Mati Setelah Tusuk 2 Orang

Pemuda 20 tahun asal Harrow, utara London, sempat mendapat vonis penjara pada Desember 2018 atas tuduhan menyebarkan konten ekstremisme.

Pada Mei 2018, Amman ditahan oleh polisi dan dijerat dengan 10 dakwaan. Tujuh di antaranya merekam informasi persiapan orang membuat aksi teror.

Kemudian tiga dakwaan sisanya yang menjerat pelaku teror di Streatham itu adalah penyebaran publikasi teroris, sebagaimana diwartakan Sky News.

Menurut Kantor Jaksa Penuntut, saat ditangkap dua tahun lalu, Amman baru berusia 17 tahun dan tinggal bersama ibu serta adiknya.

Saat digeledah, polisi menemukan bahwa dia menyebarkan dokumen seperti membuat bom, senjata, dan melakukan perbuatan teror.

Di antara dokumen yang disita dari pelaku, terdapat panduan manual cara membuat peledak, kemudian bagaimana pertarungan jarak dekat dan penggunaan pisau untuk menyerang.

Baca juga: Terpidana Kasus Pembunuhan Jadi Pahlawan yang Tangkal Pelaku Teror London Bridge

Polisi menjelaskan, dia sudah membagikan pandangan radikalnya terhadap keluarganya, termasuk adik berusia 11 tahun, teman, hingga pacarnya.

Kepada teman hingga keluarganya, Amman menuturkan bagaimana dia ingin melakukan teror dengan menusuk seseorang, atau menyiramkan cairan asam.

Polisi juga menemukan catatan berisi "daftar tujuan hidup". "Paling atas adalah menjadi martir dan masuk Jannah, atau surga," ujar Alexis Boon, mantan kepala komando kontra-terorisme Kepolisian Metropolitan London.

Pada akhir 2017, dia sempat membagikan pesan di WhatsApp menunjukkan seorang kombatan anak-anak anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dia juga melancarkan propaganda di dunia maya, mengklaim bagaimana Muslim di London dibantai dan diperlakukan lebih buruk dari kamp konsentrasi.

Baca juga: James Ford, Pahlawan Aksi Teror London Bridge yang Jadi Kontroversi

Amman juga mengklaim bahwa perempuan Yazidi adalah budak dan mereka boleh diperkosa, serta menyarankan pacarnya membunuh orangtuanya yang "kafir".

Mahasiswa jurusan Sains dan Matematika di North West London College dikabarkan juga terbukti mempunyai senjata mematikan dan ganja.

Salah seorang tetangga, Anthony Stevens, mengungkapkan bahwa Amman adalah anak yang baik serta ramah. Namun, dia juga mudah terpengaruh.

Stevens menuturkan bagaimana beranjak dewasa, Amman gampang marah dan ingin tahu dengan kelompok ekstremisme. "Dia juga menumbuhkan ganja di rumahnya," paparnya.

Sebelum melakukan aksi teror di Streatham, dia diketahui tinggal di hostel bebas bersyarat di Tulse Hill, menurut Sam Armstrong dari Henry Jackson Society.

Baca juga: Jenazah Pelaku Teror London Bridge yang Tewaskan 2 Orang Dikuburkan di Pakistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com