Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Iran: Jika AS Membalas, Bakal Terjadi Perang di Timur Tengah

Kompas.com - 08/01/2020, 15:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pejabat Iran memperingatkan potensi pecahnya perang di Timur Tengah jika AS membalas serangan rudal di markas di Irak.

Pernyataan itu disampaikan penasihat Presiden Hassan Rouhani, Hessameddin Ashena, dalam kicauannya di Twitter.

Iran membombardir markas pasukan AS di Ain al-Assad dan Irbil pada Rabu selepas tengah malam waktu setempat (8/1/2020).

Baca juga: Iran Hujani Markas Pasukan AS di Irak dengan Puluhan Rudal

Saat ini, Pentagon belum memberikan respons apa pun, dengan Presiden Donald Trump dijadwalkan memberikan keterangan Rabu waktu AS.

"Segala balasan melalui operasi militer yang dilakukan AS bisa berujung kepada perang habis-habisan di Timur Tengah," ujar Ashena dilansir Al Jazeera.

"Arab Saudi, bagaimana pun, bisa mengambil langkah berbeda. Mereka bisa memilih mengambil langkah damai," lanjutnya.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, menjanjikan balasan yang "lebih kuat dan dahsyat" jika Pentagon merespons.

"Ini baru sebagian kecil dari kemampuan militer kami," koar Baqeri dalam pidatonya di pangkalan setempat, dikutip IRNA via CNN.

Jepang melalui Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menyerukan adanya de-eskalasi ketegangan antara Teheran dan Washington.

Berbicara kepada awak media di Tokyo, Suga mengatakan saat ini, mereka memantau situasi Timur Tengah yang sedang panas.

Dia membenarkan Dewan Keamanan Nasional bakal menggelar pertemuan untuk mendiskusikan serangan rudal ke markas AS di Irak itu.

Sementara Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters meminta diplomasi dikedepankan, dan semua pihak menahan diri.

Adapun Korea Selatan dalam rilis resmi menyatakan, mereka memantau situasi dan terus mendapatkan pembaruan laporan.

Garda Revolusi Iran menyatakan, mereka mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas kematian Jenderal Qasem Soleimani.

Komandan Pasukan Quds, cabang elite Garda Revolusi, itu tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Soleimani dan Muhandis tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi dihantam rudal dari drone tempur milik AS.

Pentagon menjelaskan, mereka harus melenyapkan Qasem Soleimani karena jenderal 62 tahun itu merencanakan untuk menyerang lagi warga AS.

Baca juga: Setelah Rudal Markas Pasukan AS, Iran Ancam Serang Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com