Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Umumkan Rencana Mengirim Pasukan ke Turki ke Libya

Kompas.com - 27/12/2019, 10:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana mengirim pasukan ke Libya, untuk membantu Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) yang diakui dunia.

Dalam pidatonya di Ankara, Erdogan menyatakan akan mengirim usulan itu ke parlemen yang bakal bersidang pada 7 Januari mendatang.

Kepada partainya, AK Parti, dia mengatakan pengiriman pasukan Turki ke Libya terjadi setelah mereka mendapat permintaan.

Baca juga: Erdogan: Jika Diundang, Turki Bakal Kerahkan Pasukan ke Libya

"Atas izin Tuhan, usul kami itu akan lolos pada 8-9 Januari, sehingga kami bisa segera memberikan respons," ujarnya.

Menyusul pengumuman Erdogan, Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha menyatakan Libya bisa meminta bantuan jika perang di Tripoli meningkat.

"Jika situasi mengalami eskalasi, maka kami mempunyai hak untuk mempertahankan Tripoli maupun warganya," kata Bashagha dilansir Al Jazeera Kamis (26/12/2019).

November lalu, pejabat Turki dan Libya, yang dipimpin Perdana Menteri GNA Fayez al-Sarraj, meneken nota kesepahaman kerja sama bidang keamanan dan militer.

Ankara membutuhkan permintaan resmi dari Tripoli sebelum bisa mengajukan usulan yang bakal diserahkan ke parlemen.

Menurut jurnalis Al Jazeera Mahmoud Abdelwahed berujar, nota kesepahaman antara dua negara tak menyebutkan pengiriman pasukan.

"Karena itu, Erdogan butuh permintaan resmi sebelum kemudian melanjutkan dengan pengajuan usulan kepada parlemen," terang Abdelwahed.

Pengumuman itu dibuat setelah Erdogan melakukan kunjungan mendadak ke Tunisia, dan bertemu Presiden Kais Saied guna membahas perkembangan Libya.

Negara di utara Afrika itu mengalami gejolak sejak aksi yang didukung NATO menjungkalkan pemimpinnya, Muammar Gaddafi, 2011 silam.

Sejak 2014, negara itu terpecah menjadi dua faksi, dengan GNA yang didukung dunia mengontrol Tripoli dan bermarkas di barat laut.

Baca juga: Wilayah Udara Libya Jadi Medan Perang Drone Tempur Terbesar di Dunia

Sementara pemerintahan Tentara Nasional Libya (LNA) bermukim di timur, dan dipimpin loyalis Gaddafi, komandan Khalifa Haftar.

Sejak awal April, Haftar sudah menggelar serangan untuk merebut Tripoli, di mana dia menuduh GNA menyusupkan "elemen teroris".

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com