Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2019, 15:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Sorak dan raut wajah gembira terlihat dari massa pro-demokrasi, ketika mereka memenangkan pemilihan distrik Hong Kong.

Hasil penghitungan yang diberitakan media lokal memaparkan 17 dari 18 dewan wilayah kini dikuasai oleh kalangan oposisi.

Total dilansir AFP dan BBC Senin (25/11/2019), kelompok pro-demokrasi Hong Kong memperoleh mayoritas dari total 452 kursi.

Baca juga: Trump Klaim Dia Mencegah Hong Kong Dilenyapkan China dalam 14 Menit

Meski terdapat kekhawatiran bakal ditunda atau malah dibatalkan, nyatanya pemilihan distrik itu berjalan dengan lancar.

Sebelumnya, pemerintah yang disokong China berharap, hasil pemilu itu akan menunjukkan bahwa mereka mendapat "dukungan sunyi".

Tetapi yang terjadi sebaliknya, dukungan yang diharapkan tidak pernah terealisasi. Malah, kandidat pendukung Beijing harus tersingkir.

Salah satu politisi pro-China yang kontroversial, Junius Ho, menyatakan bahwa "surga dan bumi sudah terbolak-balik".

Mengapa Pemilihan Ini Begitu Penting?

kanselir distrik Hong Kong hanya mempunyai pengaruh politik yang kecil, dan berkutat dengan isu lokal seperti rute bus atau pengolahan sampah.

Meski secara dampak tidak terlalu penting, pemilihan distrik ini menjadi bukti para pemilih bisa menyuarakan opini mereka sendiri.

Selain itu, 117 kanselir distrik bakal duduk dalam 1.200 anggota komite yang memilih kepala eksekutif baru.

Karena itu, terpilihnya massa pro-demokrasi memberikan peluang lebih besar dalam memilih pemimpin sesuai apa yang mereka inginkan.

Dari 4,1 juta pemilih terdaftar, terdapat 2,9 juta memberikan suaranya, dan mencatat turnout hingga 71 persen, berbanding 41 persen pada 2015.

Selain itu, pemilihan akhir pekan kemarin ditandai dengan tidak adanya bentrokan antara demonstran melawan polisi.

Baca juga: Bocah 12 Tahun Jadi Terdakwa Termuda Demonstrasi di Hong Kong

Apa Artinya bagi Rakyat Hong Kong?

Selama berbulan-bulan, demonstrasi dan kerusuhan terus meningkat sejak pemerintah mengusulkan UU Ekstradisi yang kontroversial.

Polisi menggunakan gas air mata hingga peluru tajam, dengan pendemo membalas memakai bom molotov maupun membakar massa pro-China hidup-hidup.

Tidak diketahui berapa banyak rakyat yang masih mendukung demonstran, dengan otoritas berharap mengidentifikasi pendemo sebagai sekelompok ekstremis.

Tapi dalam kenyataannya, banyak kandidat usia muda yang mendukung demonstran, bisa menggulingkan politisi mapan.

Para aktivis menyuarakan harapan dengan kemenangan kelompok pro-demokrasi, maka pemerintah bakal lebih serius mendengarkan mereka.

Setidaknya ada lima tuntutan yang disuarakan oleh pendemo. Seperti kebebasan memilih pemimpin, hingga penyelidikan kebrutalan polisi.

Baca juga: China Tuduh AS Berusaha Menghancurkan Hong Kong lewat UU HAM dan Demokrasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com