Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2019, 15:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah laporan Pentagon menyatakan, kelompok ISIS bisa menghimpun kekuatan buntut penarikan pasukan AS dari Suriah.

Pada 6 Oktober, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa 1.000 tentara bakal ditarik dari timur laut yang menjadi zona perbatasan Turki dan milisi Kurdi.

Penarikan pasukan AS dari Suriah itu memberikan jalan bagi Turki untuk menggelar Operation Peace Spring terhadap milisi Kurdi.

Baca juga: Mantan Pemimpin ISIS Baghdadi Pasang Koneksi Internet di Persembunyiannya

Trump, yang sering dikritik bahkan oleh sekutunya sendiri, mengubah sikapnya. Terakhir, dia menyebut sebagian kecil militer bakal bertahan di Suriah untuk mengamankan ladang minyak.

"ISIS mengeksploitasi serngan Turki dan penarikan militer AS untuk menghimpun kekuatan dan kemampuan mereka di Suriah untuk merencanakan serangan," ujar Pentagon.

Melalui Kantor Inspektur Jenderal, ISIS bakal punya persiapan untuk menyerang Barat, dan membantu 19 jaringan mereka di seluruh dunia.

"Dalam jangka panjang, kelompok itu bakal mengambil alih sebagian populasi Suriah dan mengembangkan pengaruh mereka di dunia," demikian isi laporan itu dikutip AFP Selasa (19/11/2019).

Berdasarkan data Badan Intelijen Pertahanan (DIA) kematian pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, hanya memberikan dampak kecil.

Mereka sudah mengaktifkan sel tidur untuk menyerang Pasukan Demokratik Suriah (SDF), aliansi paramiliter dengan Kurdi sebagai tumpuannya.

Milisi Kurdi merupakan tulang punggung dalam koalisi internasional yang dipimpin oleh AS untuk membasmi ISIS dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan dokumen dari Pentagon, pasukan AS yang bermarkas di Suriah masih mempersenjatai SDF, namun sudah tidak melatih mereka.

Diperkiran hingga berakhirnya kuartal ketiga, SDF mempunyai sekitar 100.000 milisi.

Baca juga: 18 Tersangka Kasus Bom Bunuh Diri di Medan Diduga Simpatisan ISIS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com