Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Hong Kong: Demonstran Kini adalah Musuh Rakyat

Kompas.com - 12/11/2019, 11:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

HONG KONG, KOMPAS.com — Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, aksi protes yang terjadi sudah melanggar prinsip demokrasi dan menyebut demonstran "musuh rakyat".

Dalam pidatonya, dia berseloroh dengan menyebut pendemo sebagai "perusuh" yang tanpa henti berusaha "menghancurkan peradaban mereka".

Dilansir Sky News Senin (11/11/2019), Lam mengatakan karena kekerasan yang terus terjadi, Hong Kong tengah berada dalam kesusahan.

Baca juga: Pria di Hong Kong Dibakar Hidup-hidup oleh Demonstran karena Masalah Identitas

Dia menuturkan bahwa para demonstran tidak akan berhasil mencapai apa yang mereka inginkan dan meminta penduduk lain untuk tenang.

Pidato yang dia sampaikan terjadi beberapa jam setelah seorang polisi menembak pengunjuk rasa dan pria dibakar hidup-hidup oleh pendemo.

Sejumlah peserta unjuk rasa terluka setelah seorang polisi melajukan motornya dan menabrak kerumunan orang yang berdemonstrasi pada Senin.

Di Sai Wan Ho, pengunjuk rasa yang berkostum hitam ditembak tatkala sekelompok orang berusaha memblokade jalan di tengah kesibukan pagi hari.

Demonstran itu ditembak ketika berusaha merebut pistol yang diajukan si polisi di mana dia tengah memiting pengunjuk rasa lainnya.

"Saya mendengar tiga kali tembakan. Pam, pam, pam," kata seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian kepada kantor berita Reuters.

Otoritas rumah sakit menyatakan, mereka mengonfirmasi ada pengunjuk rasa yang dirujuk ke rumah sakit. Dia berusia 21 tahun dan menjalani operasi.

Kepala Westminster Friends of Hong Kong Natalie Bennett di Inggris mengecam tindakan kepolisian dan mendesak London seharusnya menjatuhkan sanksi.

"Perilaku dari polisi Hong Kong ini benar-benar rendah. Aksi mereka sudah melakukan pelanggaran atas kesepakatan penyerahan," tutur Bennett.

Mantan pemimpin Partai Green itu juga mengecam pemerintahan Lam karena mengabaikan tuntutan demonstran membentuk penyelidikan independen.

Sebagian masyarakat Hong Kong turun ke jalan pada Juni lalu untuk menolak usulan UU Ekstradisi yang dianggap makin memperkuat pengaruh China.

Salah satu pusat finansial dunia itu menikmati kebebasan berpendapat sejak diserahkan oleh Inggris kepada Beijing pada 1997.

Lambat laun, aksi protes itu makin meluas dengan desakan pengusutan kebrutalan polisi hingga hak untuk memilih pemimpin sendiri.

Baca juga: Berdebat dengan Demonstran, Pria di Hong Kong Dibakar Hidup-hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com