NEW YORK, KOMPAS.com - Facebook dan Youtube melindungi identitas "whistleblower" atau pembocor rahasia yang memicu pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dilansir dari CNN, Facebook menyatakan akan menghapus konten-konten yang berusaha mengungkap nama dan foto sang pembocor.
"Penyebutan apapun yang berpotensi mengungkap nama pembocor, melanggar aturan kami soal tindak berbahaya yang terkoordinasi. Aturan itu melarang konten yang mengungkap saksi, informan, atau aktivis," kata juru bicara Facebook lewat keterangan tertulis ke CNN, Jumat (8/11/2019).
Keputusan Facebook diikuti YouTube. Juru bicara YouTube mengatakan video yang memuat upaya pengungkapan identitas pembocor juga akan dihapus.
Baca juga: Muncul Informan Pelapor Kedua dalam Penyelidikan Pemakzulan Trump
YouTube akan menggunakan kemampuan mesin dan analisa manusia untuk menyaring konten yang dimaksud.
Penghapusan itu, menurut YouTube, akan berpengaruh pada judul dan deskripsi video sekaligus konten aslinya.
Sementara Twitter, malah menyatakan upaya mengungkap identitas pembocor tidak menyalahi aturannya.
Diberitakan sebelumnya, DPR AS yang dikuasai Partai Demokrat melakukan investigasi setelah muncul kabar Trump meminta Presiden Ukraina untuk menyelidiki lawan politiknya, Joe Biden.
Baca juga: Gedung Putih Resmi Boikot Penyelidikan Pemakzulan Trump
Kabar tersebut disampaikan oleh orang yang mengaku sebagai pejabat intelijen Gedung Putih. Informasi dari pembocor itu membuat Trump terancam dimakzulkan jika terbukti benar.
Trump dan partainya, Partai Republik, berusaha mengungkap identitas sang pembocor di media sosial.