Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Datang di KTT ASEAN, Pemimpin Asia Tenggara Tolak Bertemu Pejabat AS

Kompas.com - 04/11/2019, 18:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Sejumlah pemimpin Asia Tenggara dilaporkan menolak bertemu pejabat AS setelah Presiden Donald Trump tak datang di KTT ASEAN di Bangkok, Thailand.

Hanya tiga dari 10 pemimpin yang datang dalam pertemuan bilateral dengan AS, ditambah dengan sejumlah menteri luar negeri Asia Tenggara.

Trump dituduh meninggalkan sekutu Asia dengan keluar dari pakta dagang. Di tengah upaya China memaksimalkan investasi dan kepentingannya di kawasan.

Baca juga: Tak Hadir di KTT ASEAN, Trump Undang Pemimpin Asia Tenggara ke AS

Washington sama sekali tak mengirim pejabat tinggi dalam KTT ASEAN. Hanya menempatkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross dan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien.

Agenda Senin (4/11/2019) yang dihadiri O'Brien sangat berbeda dibandingkan pertemuan sebelumnya, di mana dihadiri banyak kepala negara.

"Tidak layak bagi ASEAN mengirim pemimpin sementara di sisi lain, level perwakilan AS tak setara," ujar seorang diplomat kepada AFP.

Sementara diplomat anonim lain mengatakan, para pemimpin Asia Tenggara tidak sedang melakukan boikot. Melainkan ada agenda lain yang harus dihadiri.

Dalam pertemuan Senin, O'Brien membacakan surat dari Trump, di mana sang presiden mengundang ASEAN untuk datang ke AS pada awal 2020.

Presiden 73 tahun itu diberitakan dua kali tidak datang ke KTT ASEAN. Selain tahun ini, pada 2018 dia mengutus Wakil Presiden Mike Pence ke Manila.

Seorang sumber di dalam Gedung Putih menerangkan, Trump dan Pence absen karena mereka tengah disibukkan dengan agenda kampanye dalam negeri.

Baca juga: Di KTT ASEAN, Presiden Jokowi Dapat Jersey Nomor 21

Dominasi China

Ketika menjabat pada 2017, salah satu kebijakan pertama Trump adalah memutuskan keluar dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), yang diklaim jadi pakta terbesar dunia.

Analis dari Capital Economics Alex Holmes mengatakan, penarikan AS itu merupakan aksi simbolis yang kuat, dan dengan tren tindakan itu berlanjut.

"Keputusan itu membuat China bisa menancapkan pengaruhnya di kawasan," ujar Holmes. TPP pun terlahir kembali sebagai perjanjian tanpa AS.

Sebuah kesepakatan baru yang didukung China, dan disebut bakal menjadi perjanjian perdagangan terbesar dunia, tengah dipersiapkan.

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang bakal disepakati tahun depan berisi 16 negara, 30 persen GDP dunia, dan setengah rakyat Bumi ini.

Baca juga: 4 Fakta Ledakan Bom di Bangkok: Terjadi Saat KTT ASEAN hingga Menlu Retno Marsudi Aman

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com